BOJONEGORO, SUARABANGSA.co.id – Ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Bojonegoro mengultimatum Dewan perwakilan Rakyat Daerah Bojonegoro (DPRD) untuk memberikan kejelasan soal perpindahan pedagang pasar dan relokasi PKL, Rabu (20/04/2022).
Mereka menuntut Ketua DPRD Bojonegoro untuk mengawal kejelasan Regulasi Pedagang kaki lima dan pedagang pasar kota.
“Warga Bojonegoro resah dengan adanya perpindahan pedagang pasar, antara jadi dipindah atau tidak jadi dipindah, kalau dipindah bagaimana resiko pedagang, kalau tidak dipindah kenapa sampai hari ini belum diputuskan, sedangkan pedagang alun alun setiap detik saling kejar kejaran dengan petugas Satpol PP, kalau hal ini tidak segera diputuskan kita akan datang lagi bersama pedagang pasar dan pedagang kaki lima,” ucap orator saat melakukan aksi demo di depan Gedung DPRD setempat.
Dalam aksi tersebut selain dijaga oleh Aparat kepolisian Masa aksi juga di temui empat Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bojonegoro, Abdul Umar selaku Ketua DPRD dari Fraksi PKB, Sukur Priyanto Wakil ketua DPRD dari Demokrat, Sahudi Wakil ketua dari fraksi Gerindra, Mitroatin Wakil ketua DPRD Bojonegoro dari fraksi Golkar.
Abdulah Umar selaku Ketua DPRD Bojonegoro mengatakan bahwa soal pasar DPRD Bojonegoro telah mengkaji kebijakan kebijakan (regulasi) untuk penanganan Pedagang kaki lima dan pedagang pasar yang pro rakyat, berbasis kebutuhan rakyat hal tersebut telah dilakukan.
Menurutnya pihaknya mengkaji bersama eksekutif bagaimana pro rakyat, karena tempat lahan yang ditempati oleh pedagang pasar adalah Tanah negara dimana hal tersebut juga telah masuk di perda Tata ruang wilayah.
“Terkait pasar, Pertama, tentunya kita mendukung kebijakan yang pro rakyat, dan yang kedua kita nanti akan bahas bersama eksekutif terkait kebijakan kebijakan yang pro rakyat, kala tidak pro rakyat tidak akan kita dukung,” jelasnya.
Ia menambahkan, siapapun tidak bisa menabrak regulasi regulasi yang telah terjadi, terkait pasar kota tata ruang wilayah telah terbentuk bersama 75 regulasi terkait tata ruang wilayah dan lahan hijau.
“Kita bersama eksekutif, akan membahas hal tersebut agar pro rakyat, agar pedagang kaki lima, pedagang pasar tidak Luntang Lantung dan segera mencarikan tempat bagi mereka, hal tersebut tidak bisa kita hindari, siapa pun kita,” jelasnya.
Peserta aksi pun bubar setelah ditemui empat ketua anggota dewan, sambil mengancam akan kembali lagi membawa peserta lebih banyak.
M Rifka Arif syahrizal selaku Kordinator aksi juga membenarkan, Jika tiga kali dalam dua puluh empat jam, belum ada keputusan yang ditembuskan kepada elemen mahasiswa yang hadir, makan mahasiswa Bojonegoro akan datang lebih banyak lagi.
“Yaa, selama belum ada putusan apa yang kita tuntutkan, selama dua puluh empat jam tiga kali (4 hari) ini maka kami akan datang lebih banyak lagi,” pungkasnya.
Secara terpisah, AKP Yusis selaku Kabag OPS Sabhara dari polres Bojonegoro pengamanan mahasiswa hari ini menerjunkan 117 personel tertutup maupun terbuka, selama ini tidak ada kendala dan tertib kondusif.
“Tidak ada kendala apa apa dalam UNRAS, dan berjalan kondusif,” pungkasnya.
Dalam aksi tersebut mahasiswa juga menolak perpanjangan Presiden dan kenaikan Harga Bahan Pokok dan Bahan Bakar minyak yang terjadi selama ini.