SAMPANG, SUARABANGSA.co.id — Suasana hangat penuh semangat terlihat di Pondok Pesantren (Ponpes) Assirojiyyah Kajuk, Jalan Pemuda Baru, Kelurahan Rongtengah, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Pasalnya, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) bersama Satuan Pembinaan Masyarakat (Sat Binmas) Polres Sampang menyapa para santri dengan kegiatan edukatif bertajuk “Police Goes to Pesantren” sebuah langkah nyata dalam merangkul generasi muda demi masa depan yang lebih aman dan bebas dari bahaya.
Dalam kegiatan tersebut, para personel kepolisian hadir tidak hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai pendidik dan sahabat santri, menanamkan kedisiplinan berlalu lintas dan juga menyadarkan akan bahaya bullying dan judi online.
Tak sekadar teori, para santri juga dibekali pengetahuan praktis tentang rambu-rambu, etika berkendara, hingga simulasi keselamatan jalan. Para santri tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Kasat Lantas Polres Sampang, AKP Sigit Ekan Sahudi mengatakan, bahwa hal itu dilakukan sebagai upaya menekan angka kecelakaan lalu lintas, tidak hanya dilakukan dengan menggelar razia dilapangan saja.
Namun lanjutnya, juga memberikan edukasi tentang tata cara berlalu lintas yang baik sejak dini kepada para santri.
“Sebagai alternatif dari sosialisasi yang biasanya ditujukan kepada masyarakat umum atau siswa di sekolah, kali ini kami memberikan pemahaman tentang tata tertib lalu lintas kepada para santri di pondok pesantren,” kata Sigit, Jumat (02/05/2025).
Sigit menambahkan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tertib berlalu lintas di Sampang, khususnya di kalangan santri. Agar para santri mengerti cara berkendara yang baik dan benar.
“Kami berharap dengan kegiatan ini, para santri dapat memahami dan mematuhi peraturan lalu lintas, sehingga dapat terhindar dari kecelakaan lalu lintas,” tambahnya.
Sebab, kata dia, kepatuhan terhadap peraturan bukan sekadar kewajiban, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap keselamatan diri dan orang lain.
Dengan kegiatan ini, dia juga berharap dapat mewujudkan santri yang tidak hanya kompeten dalam bidang agama tetapi juga paham tentang tertib berlalu lintas serta bisa menjadi teladan dan pelopor keselamatan berlalu lintas.
“Harapannya, para santri dapat tumbuh menjadi generasi muda yang bertanggung jawab saat berada di jalan raya,” ungkap perwira dengan balok kuning tiga dipundaknya itu.
Ditempat yang sama, pengarahan tentang bahaya bulliying dan judi online juga turut menjadi perhatian para santri.
Kasat Binmas AKP Mohni, menekankan pentingnya menjauhi tindakan bullying, baik secara verbal maupun fisik, yang dapat berdampak negatif pada korban.
Bullying, kata Mohni, tidak hanya berupa perkataan verbal, serta perilaku langsung, bully bisa juga terjadi melalui media sosial.
“Kebanyakan kasus yang terjadi di zaman sekarang adalah awal mula saling membully di media sosial, hati-hati dengan jarimu karena bisa berakhir dengan kejahatan di dunia nyata,” tutur Mohni.
Mohni menekankan pentingnya kesadaran kolektif dilingkungan pesantren untuk menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman, dan jauh dari segala bentuk kekerasan maupun pengaruh negatif.
“Kalian adalah generasi penerus bangsa. Jangan biarkan diri kalian terjerumus ke dalam hal-hal negatif. Mari kita bersama-sama menjaga martabat, keselamatan, dan masa depan kita,” ucap Mohni.
Selain itu, Mohni juga memberikan himbauan tegas terkait bahaya dan dampak negatif dari judi online. Ia mengajak para santri untuk tidak mencoba atau terlibat dalam permainan tersebut.
“Judi online bukan hanya merugikan pelakunya secara finansial, tetapi juga berdampak buruk pada kehidupan sosial,” pungkas Mohni.
Untuk diketahui, hadir dalam kesempatan itu, Ps Kanit Kamsel Satlantas Polres Sampang Aipda Agus Sugianto, Bhabin Kamtibmas Briptu Sandi Putra Mahardika, anggota Satlantas serta anggota Sat Binmas.
Sedangkan dari Ponpes Assirojiyyah Kajuk dihadiri ustadz Anisurrohman yang mewakili pengasuh, KH Athoullah Bushiri.
Dengan pendekatan yang menyentuh sisi religius dan sosial, Satlantas Polres Sampang membuktikan bahwa edukasi lalu lintas tak harus kaku. Santri pun kini bukan hanya ahli agama, tapi juga agen perubahan dalam budaya tertib berlalu lintas.
Penulis : Abdus Salam
Editor : Putri