SUMENEP, SUARABANGSA.co.id – Bupati Sumenep, Achmad Fauzi meresmikan Museum Seni Helmi sebagai museum keris di Kecamatan Bluto, Senin (09/05/2022).
Museum tersebut merupakan museum keris pertama di Kabupaten Sumenep, karena memiliki peran penting untuk membangun kesadaran masyarakat dengan warisan leluhur.
Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi hadirnya museum keris tersebut.
“Kami (Pemkab Sumenep) sangat bangga karena hadirnya museum keris ini, semoga bermanfaat bagi pembuatan muda guna menjaga dan menjaga benda-benda warisan masa lalu,” ujar Fauzi di sela-sela peresmian Hemli Art Museum di Kecamatan Bluto.
Menurut Politisi PDI Perjuangan itu, masyarakat harus memiliki keris yang memiliki nilai tradisi dan sejarah luar biasa, di tengah-tengah mengejar pembangunan dan kemajuan, sehingga tidak tergeser dengan budaya modern saat ini.
Suami Nia Kurnia tersebut mengajak masyarakat bersama-sama menjaga keris sebagai warisan budaya dan tradisi nenek moyang yang sangat tinggi nilainya.
“Tradisi dan budaya adalah warisan terbaik yang mendahului para pendahulu kepada kita, termasuk warisan budaya dan tradisi yang lahir dan berkembang di lingkungan keraton dan masyarakat Kabupaten Sumenep ini,” imbuhnya.
Pemerintah daerah, menurutnya telah melakukan ikhtiar dengan sendirinya dalam keris yakni pada tahun 2014, mendeklarasikan diri sebagai kota keris, karena diakui UNESCO sebagai daerah yang memiliki pengrajin keris terbanyak di dunia mencapai 650 orang.
“Selain itu pada tahun 2018, Pemerintah Kabupaten Sumenep juga menetapkan Desa Aeng Tong-tong sebagai desa keris dan desa yang memiliki pengrajin keris terbanyak. Melaksanakan jamasan pusaka keraton serta menggelar pameran keris nusantara pada tahun 2019 lalu,” sambungnya.
Peresmian Museum Keris tersebut ditandai dengan pengguntingan pita oleh Bupati Sumenep didampingi oleh Helmi pemilik Helmi Kesenian Sumenep.
Helmi mengungkapkan, dirinya memiliki komitmen untuk mendorong agar para pecinta dan pelaku seni budaya terus menerus terjadi sekaligus berkreatifitas di Kabupaten Sumenep.
Karena, keris merupakan daya cipta adiluhung yang tidak bisa dihasilkan tanpa roso, apalagi Kabupaten Sumenep merupakan daerah penghasil keris dengan ratusan empu yang luar biasa.
“Keris dari Kabupaten Sumenep diekspor ke berbagai negara termasuk Malaysia, Brunei dan Belanda, sehingga harus menjadi perhatian dan energi untuk memperkuat tradisi budaya,” tutupnya.