SUMENEP, SUARABANGSA.co.id – Tidak bisa temui anggota Komisi II DPRD Sumenep, aksi massa yang dilakukan oleh Aliansi Pemuda Timur Daya (API) berlangsung hingga malam hari, Senin (09/03), sekitar pukul 17:00 WIB.
Saat aksi berlangsung di dalam gedung DPRD Sumenep tersebut sempat ricuh. Hal itu terjadi saat ada ketegangan anatara oknum kepolisian dan massa demo.
Kordinator Lapangan (Korlap) Abd. Basith mengatakan pada media tentang kronologis kejadiannya, bahwa disaat para pendemo mulai beranjak ke luar meninggalkan kantor Dewan tiba-tiba salah satu massa aksi yakni, Mohammad Nor tiba-tiba dipukuli oleh tiga angota oknum kepolisian.
Melihat hal itu, sambung Basith, pihaknya berusaha untuk melerai aksi pemukulan yang dilakukan oleh oknum kepolisian itu, namun ternyata pihaknya juga tidak luput dari amukan oknum kepolisian tersebut saat itu.
“Saya berusaha menarik, dan tiba-tiba anggota lainya berusaha memukuli saya sampai kacamata saya pecah dan tersungkur ke mobil, dan saat itu dalam kondisi hujan,” imbuhnya.
Hal itu ternyata dibantah oleh pihak kepolisian melalui Kasubah Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti saat dikonfirmasi via WhatsApp, Selasa (10/03) sekitar pukul 16:48 WIB.
Bahwa pihaknya tidak membenarkan atas pemukulan yang dilakukan oleh salah satu dari oknum kepolisian saat melakukan pengamanan demo.
“Tidak benar,” tulisnya melalui WhatsApp.
Di samping itu, Mohammad Nor, salah satu massa aksi yang diduga menjadi korban pemukulan tersebut ikut membenarkan bahwa dirinya dipukuli oleh tiga anggota oknum kepolosian saat menyanyikan lagu Indonesia Raya di Kantor Dewan Sumenep.
“Saya sangat menyayangkan dan merasa dirugikan oleh sikap petugas kepolisian yang memukuli saya, apa lagi saat saya menyanyikan lagu kebangsaan, yaitu lagu Indonesia Raya,” bebernya.
Pihaknya sangat menyayangkan atas kejadian tersebut, dan menilai pemukulan yang dilakukan oleh kepolisian dilakukan secara tidak manusiawi.