SURABAYA, SUARABANGSA.co.id – Tenaga medis merupakan obyek yang secara langsung berinteraksi dengan pasien positif Covid-19. Diketahui dua orang dokter meninggal dunia setelah terpapar Covid-19. Satu orang dokter di Kabupaten Bangkalan dan satu dokter lagi di Kabupaten Sampang.
Kedua dokter tersebut tergabung dalam keanggotaan di Ikatan Dokter Indonesia (IDI), yaitu dr. Deny Dwi Yuniarto yang tercatat sebagai anggota IDI cabang Sampang, dan dr. H Dibyo Hardianto anggota IDI cabang Bangkalan.
“Iya benar, dr. Deny dan dr. Dibyo meninggal dunia,” jelas Ketua IDI Jatim, Sutrisno, saat dikonfirmasi, Senin (15/06).
Sutrisno menerangkan, bahwa dr. Deny dinyatakan meninggal dalam status positif terkonfirmasi Covid-19. Sedangkan dr. Hardianto, meninggal dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dr. Hardianto meninggal sebelum hasil swab belum keluar.
“Jadi memang dr. Deny sudah terkonfirmasi, yang dr. Dibyo swabnya belum keluar, akan tapi gejala klinis dan CT scan mengarah ke Covid-19,” terangnya.
Lebih jauh Sutrisno menjelaskan, bahwa diketahui keduanya bekerja di Puskesmas daerahnya masing-masing, oleh sebab itu dugaan sementara mengarah bahwa keduanya terpapar saat praktik. Pihaknya menjelaskan, secara otomatis kedua dokter tersebut tertular saat memberikan pelayanan medis kepada para pasien.
“Kan setiap hari dua dokter itu memberi pelayanan pasien Covid-19,” ungkapnya.
Dilansir dari CNN Indonesia, bahwa catatan IDI, hingga saat ini sudah ada 57 dokter di Jatim yang terinfeksi Covid-19, dan 8 dokter di antaranya meninggal dunia. Dengan hal itu, Sutrisno meminta semua dokter yang menjalankan tugas harus selalu mempersiapkan APD dan sejumlah langkah antisipasi.
“Mengatur praktik pasien dibatasi, mengutamakan PHBS di tempat kerja,” imbaunya.
Selain itu pihaknya turut menyarankan kepada semua dokter untuk sebisa mungkin memanfaatkan teknologi, seperti halnya membuka pendaftaran pasien secara daring. Sehingga pasien yang datang tidak sampai mengantri bahkan berkerumun.
Tidak hanya dokter, Sutrisno juga menyarankan pada seluruh pasien untuk menceritakan secara jujur terkait perjalanan pasien, dan yang sudah melakukan kontak erat dengan pasien.
“Tolong dong masyarakat patuhi protokol kesehatan. Tolonglah jujur ke dokter dan nakes kalau kontak sama siapa sebelumnya, tokoh masyarakat ayo jadi pioner hidup sehat,” pungksnya.
Sumber: CNN Indonesia