PAMEKASAN SUARABANGSA.co.id – Akibat dari naiknya harga bahan pokok sembako serta Palawija yang semakin hari semakin meroket, para Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kabupaten Pamekasan Jawa Timur mengeluh.
Salah satunya dirasakan oleh Aris Setyani warga asal Jalan Dirgahayu GG V Pamekasan, dirinya merupakan penjual ayam geprek Cak Tirto, yang biasa mangkal setiap hari di trotoar depan Pasar 17 Agustus Pamekasan.
Pasalnya Aris sangat kebingungan dalam mensiasati dagangannya itu, bagaimana caranya agar dia bisa tetap berjualan ditengah naiknya harga bahan-bahan pokok untuk ayam geprek miliknya.
“Kalau jual ayam geprek kita mainnya kan di sambal mbak, nah sekarang harga cabe perkilonya 100.000, apa tidak pusing saya,” kata Aris kepada reporter media ini.
Kata Aris menambahkan, sebenarnya harga bahan-bahan itu sudah naik mulai sebelum bulan puasa kemarin, akan tetapi kenaikannya tidak melejit seperti sekarang ini.
Dari mulai harga minyak goreng yang naik, kemudian tepung terigu, tepung tapioka, daging ayam, serta bahan-bahan lainnya, sekarang ditambah harga tomat dan cabe ikut naik juga.
“Saya kemarin selama harga bahan-bahan sembako naik masih belum menaikkan harga jualan saya, saya lebih memilih untung saya yang tekor, dari yang biasa saya dapat untung 500.000 perhari, sekarang dapat hanya 200.000 sampai 250.000, itupun masih belum untuk gaji karyawan saya,” tuturnya.
Akan tetapi kata Aris, tadi malam dirinya bersama para PKL musyawarah dan duduk bersama, untuk membicarakan terkait kenaikan bahan-bahan sembako dan Palawija, soalnya mereka sudah kebingungan dan kwalahan dalam mensiasati jualannya.
“Kita (para PKL red) dengan sangat terpaksa sepakat, mulai besok berencana untuk menaikkan harga jualan kita sebesar 1000 perporsi, dan terus berharap semoga semua bahan sembako serta palawija harganya bisa kembali murah dan normal seperti sedia kala,” ucapnya dengan penuh harap.