SURABAYA, SUARABANGSA.co.id – Tim Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jawa Timur berhasil mengungkap kasus pesta seks yang diadakan di sebuah villa di Kota Batu. Pengungkapan ini bermula dari laporan masyarakat terkait aktivitas mencurigakan di lokasi tersebut.
Setelah dilakukan penyelidikan polisi melakukan penggerebekan pada 22 September 2024 dan mengamankan 12 orang yang terdiri dari tujuh laki-laki dan lima perempuan.
Wakil Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Timur Ajun Komisaris Besar Polisi Suryono mengungkapkan, dalam penggerebekan itu pihaknya menetapkan seorang lelaki berinisial SM (31) asal Kabupaten Malang sebagai tersangka kasus tindak pidana prostitusi.
“Yang kita amankan pada hari Sabtu Malam Minggu, tanggal 21 September 2024 dengan LP/A/60/IX/2024/SPKT.DITKRIMUM/POLDA JAWA TIMUR,” ujar Suryono saat jumpa pers, Selasa, 1 Oktober 2024.
Suryono menjelaskan, SM berperan sebagai fasilitator dalam praktik aktivitas seksual yang dikenal sebagai swinging tersebut. Dengan menargetkan pasangan suami istri.
“Mereka lalu dihubungkan melalui [aplikasi] Telegram. Pasangan suami istri, suami istri, kemudian ada 12 orang [yang bergabung],” lanjutnya.
Sebelum pesta seks digelar, setiap peserta dikatakan Suryono, wajib membayar Rp 800 ribu kepada SM. Dibayar di muka Rp 150 ribu dan sisanya setelah kegiatan dilakukan. Uang ini dipakai untuk menyewa tempat hingga memenuhi semua kebutuhan selama pesta seks serta masuk ke kantong pribadi SM.
“Tapi secara spesifik, [SM] tidak ambil keuntungan yang banyak tapi hanya untuk kepuasan batin, lihat orang berhubungan badan,” kata Suryono.
Hasil pemeriksaan menyebut, aktivitas seksual menyimpang yang diinisiasi SM tak hanya sekali ini dilakukan. Suryono bilang, sebelumnya yang bersangkutan juga pernah mengadakan tiga kali pesta seks secara threesome maupun swinging di tempat lain.
Adapun sejumlah barang bukti berhasil diamankan dalam penggerebekan, antara lain uang tunai sebesar Rp 825.000, lima buah bra, belasan celana dalam, empat kondom, tisu bekas pakai, sprei, selimut, handphone dan lima botol minuman keras.
Atas perbuatan nya, Polisi menjerat para pelaku dengan Pasal 296 KUHP yang mengatur tentang siapa saja yang sengaja memudahkan atau menyebabkan perbuatan cabul dan menjadikannya sebagai kebiasaan atau pencaharian, yang diancam dengan hukuman penjara hingga 1 tahun 4 bulan atau denda maksimal Rp 15.000.
Penulis : Muji
Editor : Putri