SUMENEP, SUARABANGSA.co.id – Lesbumi PCNU Sumenep, Madura Jawa Timur mulai mempersiapkan kegiatan Festival Sapparan Budaya.
Festival Sapparan Budaya kali ini akan digelar Jum’at s/d Sabtu, 9 s/d 10 Agustus 2024 (5 s/d 6 Shafar 1446) yang bertempat di Kecamatan Pasongsongan.
Dalam hal ini, Lesbumi PCNU Sumenep menggandeng Lesbumi MWNU Pasongsongan, Sumenep.
Lathif Atmaja Divisi Kajian dan Kegiatan mengatakan bahwa Latar belakang digelarnya Festival Sapparan Budaya kali tersebut sebab bulan Sappar (Shafar) memiliki makna putis dan mendalam, terutama bagi warga Nahdliyyin Sappar adalah simbol perjalanan panjang hidup; terlebih di Madura.
“Madura memiliki kacamata tersendiri dalam menatap dan memposisikan bulan kedua hijriyah ini. Sebagaimana seni adalah jalan panjang proses pencarian jati diri dalam frame kreativitas, bulan Sappar istimewa sebagai tanda dan upaya bersama menyatakan eksistensi hidup di tengah kepungan banyak tantangan jaman belakangan ini,” tulisnya dalam rilisnya.
Ia menyebutkan bahwa Sapparan ketiga ini tidak jauh dari dua kali sebelumnya. Tajuk kegiatan ini secara umum yakni “Esksotisme Seni, Kearifan Lokal dan Pesta Rakyat”.
“Dan tahun ini bersama Lesbumi MWC Pasongsongan menfokuskan tema umum tersebut menjadi “Spiritualitas Abantal Omba’ Asapo’ Angin” sebagai upaya memeriksa kembali kesadaran bersama bahwa akar sejarah kita (warga Sumenep) adalah pelaut handal dg sepenuh tekad hidup berdampingan dan menjalankan peradaban hingga hari ini,” imbuhnya.
Menurut pria kelahiran Gapura tersebut, sudut pandang spiritualitas menjadi kunci dalam melihat arah kegiatan ini. Sebab, spiritualitas adalah ruang pengolahan jiwa dan dunia tak terhingga bagi sebuah pejalan manusia.
“Kegiatan ini tidak diniatkan untuk berkesan sebagai event profesional layaknya event-event di kota besar. Justru kemurnian kesederhanaan lah yang kami inginkan dalam kegiatan ini,” sambungnya.
Lesbumi hanya menginisiasi Sapparan Budaya ini, tetapi ia didekasikan sepenuhnya untuk masyarakat NU Sumenep, Madura.
Dalam acara tersebut akan digelar
-Rokat Bumi Pasongsongan
– Orasi Budaya
– Diskusi “Spritualitas Abantal
Omba’ Asapo’ Angin”
– Pameran Kaligrafi
– Eksibisi Seni Kampung Pesisir (Sintong, Ba’ Garbis, Mamaca dan Topeng, Pencak Silat, Teater dan Puisi)
– Diskusi buku karya Alm. Abdul Hadi WM “Anak Laut Anak Angin”
Pihaknya berharap kegiatan ini diharapkan mampu membuka ruang perbincangan yang lebih fresh dan fleksibel tentang arti kebersamaan, kerukunan, menjaga keberlangsungan hidup dg cara-cara luhur warisan nenek-moyang dan mengerahkan segenap jiwa dalam mengembangkan ide-ide lama ke dalam pembaruan-pembaruan yang lebih baik.
Penulis : Arif
Editor : Putri