BOJONEGORO, SUARABANGSA.co.id – Kepala Desa Deling Kecamatan Sekar Kabupaten Bojonegoro Nety Herawati diduga melakukan tindak pidana korupsi Anggaran Pembangunan Belanja Desa (APBDes) Tahun 2021.
Dari hasil pemeriksaan Nety Herawati ditetapkan sebagai tersangka pada Kamis (29/12), setelah sebelumnya sebagai saksi.
Nety Herawati langsung digelandang ke Lapas II Bojonegoro. Nety akan menginap di Lapas II Bojonegoro selama 20 hari ke depan.
Badrut Tamam Kepala Kejaksaan Negeri Bojonegoro, mengatakan bahwa tersangka diagap telah memperkaya diri sendiri dan diduga ada yang terlibat dalam upaya melakukan kejahatannya.
“Bahwa apa yang dilakukan oleh Nety Herawati ini tidak sendiri, artinya ada pihak pihak lain yang nanti kita bisa mintai Pertangung jawabannya,” ujarnya.
Badrut menambahkan bahwa dari hasil Pemeriksaan dari penyidik, dana yang dikelola oleh tersangka adalah tiga Miliar tiga ratus enam puluh juta dua ratus sembilan ribu lima ratus rupiah, terhadap kegiatan 16 Pembagunan.
“Dari kerugian Negara yang dihitung oleh Inspektorat ada Empat ratus Delapan Puluh juta lima ratus tujuh ribu lima puluh satu rupiah, tujuh sen. Ia lakukan ini bersama sama dengan cara mengambil semua kegiatan pembangunan fisik ini, dan dia juga bersama pihak terkait yang lainya dengan cara manipulasi SPJ secara rekayasa, baik sebagian atau sebelumnya,” ungkap Kepala Kejaksaan Negeri Bojonegoro.
Saat disingung oleh Suara Bangsa terkait sumber Anggaran yang dikorupsi oleh Kepala Desa Deling tersebut, ternyata tidak hanya dari Dana Desa (DD) saja, ada yang dari Anggaran Dana Desa (ADD), maupun Dana Hibah dari Open Defecation Free ( ODF).
“Itu bermacam macam, selama dari tahun 2021 itu keuangan APBDes Deling dari berbagai sumber, baik itu DD, sama dana dana hibah (BKD), ada jalan, ada jembatan, ada ODF,” pungkasnya.
Tersangka disangkakan dengan Pasal 2, Pasal 3 undang undang tindak pidana Korupsi nomor 31/1999 yang mana telah diperbarui nomer 20/2001 juncto pasal 55 ayat 1 ke 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).