SURABAYA, SUARABANGSA.co.id – Subdirektorat Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Timur berhasil mengungkap kasus penyalahgunaan data pribadi yang digunakan untuk membuat akun fiktif di platform e-commerce. Kasus ini terungkap setelah adanya laporan dari masyarakat yang masuk pada 28 April 2025.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, menjelaskan bahwa tersangka dalam kasus ini diduga memanipulasi data elektronik secara ilegal, termasuk mengubah, menciptakan, hingga menghapus informasi atau dokumen elektronik tanpa izin dengan tujuan agar data tersebut terlihat otentik.
“Tersangka telah memanipulasi dan menggunakan data pribadi milik orang lain secara melawan hukum,” ujarnya Senin (23/6/2025).
Dalam penyelidikan, diketahui bahwa tersangka berinisial BD, warga Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, bekerja sama dengan seorang rekannya berinisial K.
“Keduanya menyebarkan informasi palsu ke masyarakat sekitar bahwa untuk mendapatkan (makan bermigrasi gratis) warga harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),” singkatnya.
Warga yang tertarik kemudian diminta menyerahkan KTP, Kartu Keluarga (KK), serta swafoto (selfie) dengan identitas. Data-data inilah yang kemudian digunakan oleh BD untuk membuat 130 akun toko online secara ilegal di platform Shopee Affiliate tanpa sepengetahuan maupun izin pemilik data.
Jules Abraham Abast menambahkan, dalam menjalankan aksinya BD membuat toko online bernama Kayla Shop sejak Desember 2024. Untuk mengelola toko tersebut, ia mempekerjakan tujuh orang admin berinisial AR, DL, PH, PDL, SS, dan DD.
“Mereka bertugas melakukan live streaming untuk mempromosikan produk-produk yang dijual melalui akun-akun palsu tersebut, ” jelasnya.
” Dari penjualan yang berhasil melalui sistem afiliasi Shopee, BD memperoleh keuntungan sebesar 5% hingga 25%, yang kemudian disimpan ke dalam rekening pribadi atas namanya, ” pungkasnya.
Dari kejadian tersebut polisi berhasil menyita Barang Bukti antara lain, 15 unit handphone merek Oppo, 82 unit handphone khusus digunakan untuk live streaming, 129 akun Shopee Affiliate palsu, 129 foto NPWP elektronik milik orang lain, 292 foto KTP milik orang lain, 2 monitor merek Lenovo, 2 PC rakitan berwarna putih, 2 unit keyboard komputer, 1 akun Dana dan beberapa rekening Bank atas nama orang lain tanpa izin.
Atas perbuatanya Tersangka dijerat Pasal 51 UU ITE (yang telah diubah dengan UU No. 1 Tahun 2024)
Pasal 67 ayat (3) juncto Pasal 65 ayat (3) UU RI No. 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi dengan ancaman hukuman penjara paling lama 12 tahun dan atau denda hingga Rp 12 miliar rupiah.
Penulis : Muji
Editor : Putri