SURABAYA, SUARABANGSA.co.id -Kepolisian Daerah Jawa Timur Menetapkan NK (60) pemilik panti asuhan sebagai tersangka atas kasus kekerasan seksual alias pencabulan kepada anak asuhnya di sebuah Panti Asuhan Surabaya.
Pencabulan diduga dilakukan oleh pemilik sekaligus pengasuh panti asuhan berinisial NK, dan aksi ini disinyalir telah berlangsung sejak 2022 silam.
Dari kejadian tersebut ibu asuh korban melaporkan kejadian tersebut ke SPKT Polda Jatim yang didampingi UKBH FH Unair Surabaya dengan nomor laporan LP/B/165/I/2025/SPKT Polda Jawa Timur.
“Kemungkinan korban lebih dari satu orang,” ucap Direskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman kepada awak media, Senin, 3 Januari 2025.
Ia mengatakan, pihaknya baru menerima laporan dugaan kasus asusila tersebut pada Kamis, 30 Januari 2025 kemarin.
“Terkait laporan itu kemarin dilaporkan sekitar jam setengah enam, 17.30 WIB. (Pelapor) didampingi oleh (Tim dari) Fakultas Hukum Unair (Universitas Airlangga Surabaya)” Jelasnya.
Dikesempatan yang sama Kepala Sub Direktorat Remaja Anak dan Wanita Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Timur Ajun Komisaris Besar Polisi Ali Purnomo mengatakan, pelaku menyetubuhi korban selama tiga tahun berturut-turut dari Bulan Januari 2022 hingga 20 Januari 2025.
“Ada dalam satu bulan ia (pelaku) melakukan aksi (persetubuhannya) sebulan tiga kali. Tapi pernah dari korban yang melaporkannya di (Polda Jatim) sini, itu dalam satu minggu melakukan persetubuhan setiap hari,” ujarnya.
Mendapat perlakukan tak senonoh dari pelaku yang sudah dianggap sebagai orang tuanya tersebut, korban lantas mengadukannya ke polisi bersama Tim dari Konsultasi Bantuan Hukum (UKBH) Fakultas Hukum Universitas Airlangga (FH Unair) Surabaya pada Kamis, 30 Januari 2025 kemarin.
Dari kejadian tersebut pihak Kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian, diantaranya berupa Kartu Keluarga milik tersangka, Akta Kelahiran, miniset hitam serta celana dalam milik korban.
Atas perbuatan tersangka Polisi menjerat pelaku dengan pasal berlapis, yakni Pasal 81 dan Pasal 82 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Anak dan Pasal 6 Undang-undang Nomor 12 Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual. Ancaman hukumannya, kurungan penjara maksimal 15 tahun.
Penulis : Muji
Editor : Putri