Lebih lanjut, Kusnandaka menambahkan, Oklik ini merupakan warisan budaya tak benda di Kabupaten Bojonegoro. Maka, menjadi tanggung jawab semua untuk mengajarkan kepada generasi mendatang secara terus menerus. Semua pihak harus mempelajari, agar Oklik berkembang sebagai bagian budaya perilaku masyarakat setiap hari.
“Oklik harus mengikuti perkembangan zaman, itulah yang namanya kreativitas. Seluruhnya, baik kepada penonton maupun peserta, semoga agenda ini bisa menjadi tontonan yang bermanfaat bagi kita semua,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Budiyanto menyampaikan tujuan Lomba Oklik dalam Festival Ramadhan 2024 ini diselenggarakan dalam rangka menyemarakkan bulan suci Ramadhan 1445 Hijriyah. Juga sebagai pengungkit ekonomi berbasis seni budaya dengan kesenian asli lokal Bojonegoro.
“Seperti yang kita ketahui, Oklik ini adalah kesenian asli Bojonegoro yang sudah diakui sebagai hak kekayaan intelektual komunal, yang masuk dalam dua ketegori yaitu ekspresi budaya tradisional, yang kedua adalah pengetahuan tradisional. Maka mari kita lestarikan menjadi warisan budaya tak benda nasional,” tandasnya.
Lebih lanjut, Budiyanto menyampaikan bahwa dalam kegiatan ini jumlah peserta sengaja dibatasi. Sebab pertimbangan keamanan dan kekhusyuan di Bulan Ramadhan. Maka peserta yang mengikuti lomba kali ini sebanyak 24 kelompok/regu.
Penulis : Takim
Editor : Putri
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya