BOJONEGORO, SUARABANGSA.co.id – Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Bojonegoro, Roedi Agus Setiono menepis kabar bahwa di sekolah yang ia Pimpin ada pungutan liar (pungli).
Menurut Roedi, beredarnya informasi di media sosial tentang adanya pungutan liar di SMKN 1 Bojonegoro tidak sepenuhnya benar.
“Saya ingin menegaskan bahwa tidak ada pungutan uang gedung sebesar Rp 1.800.000 di sekolah ini selama saya menjabat sebagai Kepala Sekolah disini,” terangnya pria yang gemar mengembangkan kewirahusahaan pada anak didiknya.
Namun Roedi membenarkan adanya biaya untuk praktek para siswanya, ada iuran sukarela yang sifatnya untuk kebutuhan praktek dan itupun tidak wajib.
“Biaya sebesar Rp 75.000 yang diberitakan bukanlah SPP yang bersifat wajib. Ini adalah iuran sukarela yang dikelola oleh Komite Sekolah untuk membiayai kegiatan ekstrakurikuler dan pelatihan keterampilan siswa. Sekolah tidak menetapkan target jumlah iuran dan tidak melakukan pemaksaan kepada siswa atau wali murid,” terang Kepala Sekolah yang juga menjabat Jalur Prestasi tingkat Jawa Timur.
Roedi menambahkan, pihak sekolah secara rutin melakukan sosialisasi program sekolah setiap tahun.
Pengelolaan dana iuran sukarela tersebut dilakukan oleh komite sekolah di bawah pengawasan dan bimbingan pihak sekolah. Pihak sekolah juga menyelenggarakan berbagai pelatihan kewirausahaan dan menjalin kerjasama dengan dunia usaha untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada siswa.
“Jadi, saya tegaskan bahwa tidak ada pungutan uang gedung maupun SPP wajib di SMKN 1 Bojonegoro. Iuran sebesar Rp 75.000 bersifat sukarela dan digunakan untuk mendukung kegiatan dan pengembangan potensi siswa,” pungkasnya.
Roedi juga mengatakan terkait prestasi di SMK 1 Bojonegoro yang mulai naik semenjak dirinya menjabat di SMKN tersebut.
Penulis : Takim
Editor : Putri