SAMPANG, SUARABANGSA.co.id — Rumah Sakit Nindhita, kembali mendapat komplain dari keluarga pasien. Pasalnya, pihak RS Nindhita dinilai lalai dan ceroboh dalam penanganan pasien. Hal itu disampaikan Moh Hari Ketua LSM Laskar Trunojoyo, Kamis (15/10/2020).
Hari menjelaskan, bahwa sekitar bulan Juni lalu pasien atas nama Risalatul Muawanah (20) asal Desa Disanah, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang melakukan operasi caesar di rumah sakit Nindhita. Namun, setelah tiga hari operasi, perut pasien jebol.
“Tiga hari pasca operasi, perut pasien bekas jahitannya jebol. Jadi, pasien ini rencananya mau kontrol,” kata Hari saat mendampingi keluarga pasien di RS Nindhita.
Lebih lanjut Hari mengatakan, bahwa pihak Nindhita menolak pasien tersebut untuk rawat inap meskipun sudah mengetahui jahitan bekas operasi itu lepas atau jebol.
“Pihak Nindhita malah mengatakan kalau pasien dalam kondisi baik-baik saja, padahal kondisi bekas jahitan di perut pasien sudah jebol. Akhirnya pasien pindah rumah sakit,” ucapnya.
Lebih parahnya lagi, lanjut Hari, pasien yang menggunakan BPJS ini masih ditarik biaya sebesar Rp3 juta oleh pihak rumah sakit Nindhita dengan alasan menggunakan obat paten.
“Setelah kami minta kwitansinya, pihak Nindhita berbelit belit. Namun, setelah kami desak kwitansi itu cuma dikasih daftar obat tanpa ada harganya. Semestinya dengan menggunakan BPJS, pasien tidak dikenakan biaya,” pungkasnya.
Ia meminta kepada Pemerintah Kabupaten Sampang untuk memberikan sanksi tegas kepada RS Nindhita, agar tidak ada korban – korban lain yang berjatuhan.
Terpisah, Zaini, bagian Humas di rumah sakit Nindhita mengakui bahwa pasien yang menggunakan BPJS tidak dikenakan biaya apapun.
“Nanti saya konfirmasi lagi ya, tunggu satu jam, agar kami tidak salah ngomong,” kata Zaini.
Saat disinggung terkait penanganan pasien yang jahitannya jebol serta alasannya pihak Nindhita menolak pasien. Ia tidak berkomentar banyak.
“Tunggu besok saja ya, kita rapatkan dulu dengan pihak-pihak yang menangani pasien,” pungkas Zaini.