Opini : Perjalanan 100 Tahun

- Admin

Selasa, 7 Februari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Prof. Dr. H. Ahmad Zainul Hamdi, M. Ag (Mas Inung Aja)
Guru Besar Sosiologi Agama UIN Sunan Ampel Surabaya

Sejuta orang bergerak. Berarakan seperti awan. Berkilo-kilo mereka berjalan. Berdesakan mencari celah-celah jalan. Menghindari apa saja untuk menuju satu titik tujuan.

Ada yang telah memutuskan untuk berhenti dan menggelar tikar. Di jalan-jalan dan trotoar. Mereka tahu tak ada tempat bahkan untuk satu badan. Berjuta manusia telah menyesaki setiap sudut jalan menuju panggng maqam kehormatan.

Ada yang beringsut mengarus. Mereka juga sadar tak ada ruang bahkan untuk melongok pucuk stadion yang berdandan megah. Tapi ini bukan tentang gelaran karpet merah. Ini tentang seberapa kuat kita melangkahkan kaki sedekat tujuan yang memang sewajibnya kita lakukan.

Baca Juga:  Kapolres Bondowoso Pimpin Apel Pemberangkatan Rombongan PCNU

Perjalanan ini telah kita mulai seabad lalu. Jika kini kita berada di sini, jangan pernah berhenti. Ini adalah perjalanan abadi. Bukan untuk memuasi nafsu maqam kehormatan yang kita impikan, tapi sejauh mana kita mendekatkan diri ke tujuan.

Resepsi ini seperti kehidupan kita. Kelahiran adalah start memulai sejarah. Melangkah ke depan menuju Pencipta. Di sepanjang jalan kita beramal membangun peradaban. Terus bergerak ke ujung terjauh, dan biarkan Tuhan yang menentukan di mana selayaknya kita berada.

Para sufi bijak berkata: _”al-thuruq ila Allah bi adadi nujum al-sama’ aw bi adadi anfas al-basyar”_ (Jalan menuju Allah setak-terhitung bintang-bintang di langit atau setak-berhingga nafas manusia). Seperti jutaan manusia, mereka mengawali miqat dan memilih jalur jalannya sendiri-sendiri. Mereka bergerak berarak ke titik resepsi. Seakan menuju sang Pencipta melalui jalan yang telah dipetakan para kiai.

Baca Juga:  KOMPETISI

Perjalanan seratus tahun terlalu panjang hanya untuk berhenti-mati. Kita harus terus berjalan karena ini kewajiban kehidupan. Bukan untuk memaksa harus mendapatkan kalungan bunga dan kursi kehormatan. Allah hanya meminta kita berjalan. Biarlah Dia sendiri yang menentukan.

Resepsi Satu Abad NU di Stadion Gelora Delta Sidoarjo (7/2/23) bukan hanya sebuah selebrasi. Ini adalah momentum bagi kita untuk menjadi saksi. Sekeras dan setulus apa kita membangun peradaban. Bukan agar kita disanjungi bak pahlawan, tapi agar kita mendapatkan tempat sedekat mungkin pada Tuhan, titik akhir segala tujuan.

Baca Juga:  Sudah Tepatkah Sertifikat Vaksinasi Sebagai Syarat Bepergian?

 

Catatan : Opini Ini Sepenuhnya Menjadi Tanggungjawab Penulis

Berita Terkait

IMAN DAN DARAH
Lebaran Bersama Muhammadiyah dan NU
Pentingnya Literasi Digital Bagi Generasi Muda
Relasi Kuasa, Pengetahuan dan Praktik Manipulasi di Universitas
Trik Tipu-Tipu Kampus X di Madiun
Meramal Pendidikan Bojonegoro di Masa Depan, Ini Strateginya
Dari Pandemi Untuk Ekonomi
Diduga Hendak Mencuri, Pria Asal Torjun Sampang Diamankan Warga Panyirangan

Berita Terkait

Jumat, 25 April 2025 - 13:26 WIB

Bersih, Lapak Pedagang tak Tampak Lagi di Depan Pendopo Bupati Sampang

Jumat, 25 April 2025 - 13:17 WIB

Bupati Bojonegoro Hadiri Pelatihan K3, 40 Warga Siap Bersaing di Industri Energi dan Mineral

Kamis, 24 April 2025 - 19:18 WIB

Hadiri Rapat Koordinasi di RSUD Sumberrejo, Bupati Bojonegoro Menyapa Warganya yang Dirawat

Kamis, 24 April 2025 - 16:27 WIB

Pj Bupati Pamekasan Kunjungi Korban Angin Kencang

Kamis, 24 April 2025 - 11:30 WIB

Beri Perhatian Sektor Pertanian, Bupati Bojonegoro MUO Dengan PT PLN Persero

Rabu, 23 April 2025 - 20:53 WIB

Pembangunan Tower Disegel, Satpol PP Bojonegoro Pastikan Izin Belum Keluar

Rabu, 23 April 2025 - 14:02 WIB

Demi Mengentas Kemiskinan, Bupati Bojonegoro Terapkan Program Gayatri

Selasa, 22 April 2025 - 13:43 WIB

Bupati Bojonegoro Pimpin Apel Kartini, Begini Pesannya

Berita Terbaru