BOJONEGORO, SUARABANGSA.co.id – Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPU) Bojonegoro, Hari Rabu tanggal 3/11/2024 sekitar pukul 23:59 WIB sampai pukul 00:30 WIB dilakukan penghitungan dan penetapan Hasil Pemilu Kepala Daerah (Kada) Bojonegoro 2024-2029.
Dalam pengumuman tersebut pasangan calon nomor urut 02 Setyo Wahono-Nurul Azizah telah dinyatakan KPU mendapatkan 701.249 suara dalam pemilihan Bupati dan wakil Bupati Bojonegoro tahun 2024. Dan pasangan Nomer Urut 01 Teguh Hariyono dan Farida hidayati mendapatkan 83,709 suara
Hasil ini berdasarkan penghitungan dan rekapitulasi suara dari 28 Kecamatan yang dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2024, bertempat di KPU Bojonegoro.
Saat Awak media menghubungi Robby Adi Perwira selaku ketua Komisi Pemilu, Pleno sudah dilakukan, Pasangan Teguh Hariyono dan Farida Hidayati mendapatkan 83,709 suara.
Sedangkan Pasangan Setyo Wahono dan Nurul azizah 701.249 suara, dan pleno tersebut dihadiri oleh Bawaslu dan jajaran,KPUD Bojonegoro beserta jajaran, dan saksi Pasangan Calon Bupati dan wakil bupati dari nomer urut 01 dan saksi dari Pasangan Calon Bupati dan wakil Bupati nomer 02.
“Pihak 01 mengikuti sampai akhir pleno, tapi di Berita acara (BA)belum mau tanda tanggan,” ujar ketua KPU.
Saat dikejar oleh Awak media terkait alasan, Roby ketua KPUD Bojonegoro tidak mengetahui alasan nya pihak 01 engan tanda tangan Berita Acara (BA),
“Kalau alasan nya, kurang tahu yang jelas mengikuti sampai akhir tapi belum mau tanda tangan di BA,” jelasnya.
Saat Awak media suara bangsa menghubungi Ahmad Supriyanto Selaku sekertaris tim Pemenangan Pasangan Setyo Wahono dan Nurul azizah 701.249 suara setara dengan 89,3 % , menurutnya hal ini adalah legitimasi, gambaran betapa besarnya dukungan dan kepercayaan masyarakat.
Dukungan dan kepercayaan ini adalah modal sekaligus tantangan bagi kami dalam mengemban amanah.
“Masyarakat Bojonegoro yang kami banggakan, kemenangan ini adalah kemenangan masyarakat Bojonegoro. Mari bergandengan tangan, saling bahu membahu, berkolaborasi mengembangkan segenap potensi alam maupun sumber daya manusia demi Bojonegoro yang makmur dan membanggakan,” harapnya.
Lanjutnya saat di Hubungi lewat WA nya, lelaki yang juga politikus dari Golkar mengucapkan Terima kasih kepada Allah SWT, partai pendukung yang tergabung dalam Koalisi Bojonegoro Maju, seluruh relawan, dan masyarakat Bojonegoro yang tak henti memberikan dukungan serta melangitkan harapannya bagi kemenangan bersama.
“Dengan segala kerendahan hati, kami memohon do’a dan restu penjenengan semua untuk memimpin Bojonegoro dalam lima tahun kedepan,” ungkapnya.
Hal yang berbeda disampaikan oleh Mustakim selaku Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Projo Bojonegoro, menyesalkan apa yang dilakukan oleh pihak Paslon 01, Saksi Paslon 01 dari penghitungan dan penetapan menyaksikan dan ada di tempat acara,tapi di akhir acara dalam penetapan di Berita Acara (BA) tidak mau menandatangani berita acara tersebut, hal tersebut adalah bentuk kemunduran cara berpikir dan berdemokrasi dan belum legawa nya pasangan 01 terhadap kekalahan tersebut.
“Demokrasi yang baik itu berani mengakui kesalahan dan kekalahan, karena bangsa ini bisa baik dan benar ketika para elit politik kita memberi contoh Berdemokrasi yang baik dan benar, Pasca pemilu Rakyat semakin pintar dan paham berdemokrasi,” terangnya.
Lanjutnya, Setiap pertarungan ada kekalahan dan ada kemenangan, demokrasi itu bukan persoalan benar dan salah, tapi dari perbedaan yang bisa membuat perubahan dan persatuan,dari keburukan untuk menjadi lebih baik serta politik meraih masa depan untuk generasi masa depan anak cucu kita, serta peran rakyat partisipatif dalam menentukan pemimpinya yang bisa melayani rakyatnya sepenuh hati itu kuncinya.
“Beberapa pemilu telah mengajari kita makna Demokrasi, dan makna cara memilih pemimpin yang baik dan benar, yang benar- benar lahir dari tangan rakyat, kalau ada Partai atau paslon yang tidak siap menang dan kalah, maka rakyat akan selalu mencatat dan mengingat di tahun depan, Demokrasi yang baik itu adalah seorang stakeholder yang bisa memberi contoh yang baik, bukan merasa sok berkuasa, meskipun berbeda prinsip dan pilihan,” pungkasnya.
Penulis : Arif
Editor : Putri