BOJONEGORO, SUARABANGSA.co.id – Sejak Maret 2024, Ademos telah berupaya untuk mewujudkan komunitas tangguh berkelanjutan (sustainable resilience) yang terintegrasi secara sinergis dengan upaya pengelolaan risiko bencana, pengarustamaan GEDSI, ketangguhan ekonomi dan adaptasi perubahan iklim (API) dalam kerangka Destana Inklusi.
Desa Sukoharjo dan Desa Kayen Kabupaten Pacitan dipilih sebagai desa percontohan program yang diinisiasi SIAP SIAGA – Kemiteraan Australia dan Indonesia untuk pengelolaan Risiko Bencana, bersama Ademos didukung oleh BPBD Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Pacitan.
Pembelajaran dan praktik praktik baik yang dihasilkan bersama masyarakat, Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan telah didokumentasikan dan disebarluaskan secara simbolis melalui kegiatan Diseminasi dan Serah Terima program pada hari Kamis (19/12/24).
Dilakukan di Gedung Karya Dharma Pacitan, hadir Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Pacitan, Khemal Pandu Pratikna, Program and Policy Officer SIAP SIAGA Jawa Timur, Mambaus Su’ud, BAPPEDALITBANG, Ketua Ademos, A Shodiqurrosyad, BPBD, Perwakilan OPD, Pemerintah Kecamatan Pacitan, Kepala Desa Sukoharjo dan Kayen, FPRB Kabupaten Pacitan, Himpunan Penyandang Disabilitas Pacitan (HPDP), FPRB Desa Kayen dan Sukoharjo, perwakilan penerima manfaat program dari kedua Desa.
Ketua Ademos, A Shodiqurrosyad menyatakan pada tahun 2024 ini Ademos telah melaksanakan Program Memperkuat Desa dalam membangun Ketangguhan Bencana yang Inklusif di Kabupaten Pacitan, di 2 desa yang akan menjadi pemodelan Destana Inklusif.
“Dengan memaksimalkan peran Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa (FPRB Desa), berbagai upaya telah dilakukan bersama Pemerintah dan warga desa. Mulai dari peningkatan kapasitas pengelolaan risiko bencana, pelatihan fasilitator Destana Inklusi, lokakarya pengarusutamaan GEDSI dalam pemenuhan indikator Destana, penyusunan dokumen analisa GEDSI sebagai salah satu indikator Destana Inklusif, ragam pelatihan penyusunan kebijakan dan anggaran kebencanaan bagi pemerintah desa, penyusunan indikator Destana Inklusi, praktik API dengan mengembangkan pekarangan bibit sayur secara permakultur, simulasi evakuasi bencana, memberikan dukungan peralatan dan dana stimulan sebagai modal rintisan UMK Tangguh,” jelas Arsyad panggilan akrabnya.
Melalui program ini, Arsyad menambahkan, kami juga telah memberikan pendampingan kepada FPRB Desa untuk mendorong Pemerintah Desa membuat kebijakan kebencanaan.
“Hasilnya pada bulan Oktober 2024, kedua desa telah mengesahkan Peraturan Desa tentang Pengurangan Risiko Bencana yang Inklusif,” Asryad menerangkan.
Program and Policy Officer SIAP SIAGA Jawa Timur, Mambaus Su’ud, menyampaikan bahwa upaya yang dilakukan Ademos ini merupakan bagian dari penguatan kesiapsiagaan bencana melalui permodelan Destana Inklusif yang dapat direplikasi oleh desa yang lain secara mandiri melalui pengganggaran desa.
“Upaya yang dilakukan Ademos dapat menjadi modal yang baik bagi desa. Kami juga telah mengukur tingkat keberhasilan program yang dilakukan melalui Penilaian Ketangguhan Desa (PKD) pada minggu kedua Desember 2024. Hasilnya skor akhir Destana Inklusif Desa Kayen dan Sukoharjo adalah masing-masing secara berurutan 71,9 dan 75,8 atau berada pada level Tangguh madya. Kondisi sebelum dilakukan intervensi program, skor PKD kedua desa adalah 29,7 untuk desa Kayen dan 24,5 untuk Desa Sukoharjo,” jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Pacitan sangat mengapresiasi capaian dari program ini. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Pacitan, Khemal Pandu Pratikna menyatakan Kabupaten Pacitan memiliki tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi. Menghadapi kenyataan ini, kita semua memiliki tanggung jawab untuk membangun ketangguhan masyarakat, agar dapat mengurangi dampak bencana dan meningkatkan kapasitas dalam menghadapi berbagai tantangan kebencanaan yang ada.
“Saya mewakili Sekretaris Daerah dan Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan sangat mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh SIAP SIAGA melalui kerjasama yang baik dengan Ademos, Forum PRB Desa, Pemerintah dan komunitas lokal yang telah bersedia untuk berkolaborasi dalam meningkatkan kapasitas pengelolaan risiko bencana,” jelas lelaki kelahiran Pacitan tersebut dengan penuh semangat. “Kami berharap Upaya yang telah dilakukan ini dapat menjadi pelecut masyarakat Desa Kayen dan
Sukoharjo serta desa lainnya untuk memperkuat ketangguhannya terhadap kebencaan yang ada di Kabupaten Pacitan,” imbuhnya.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan simbolis serah terima dukungan stimulan usaha UMKM Tangguh, permakultur, Kebun Bibit Komunitas Desa Kayen, peralatan pengelolaan sampah komunitas Desa Sukoharjo serta peralatan Penanggulangan Bencana Inklusi Desa Kayen dan Sukoharjo yang telah difasilitasi oleh SIAP SIAGA dan Ademos.
Selain simbolis serah terima dukungan SIAP SIAGA dan Ademos kepada komunitas, juga dilakukan simbolis serah terima dokumen indikator pembentukan Destana Inklusif, dan Perdes tentang Pengurangan Risiko Bencana Inklusif kepada Pemerintah Desa Kayen dan Sukoharjo dan kepada BPBD Kabupaten Pacitan.
“Semoga apa yang telah kami lakukan dapat menjadi percontohan untuk dikembangkan di desa yang lain di wilayah kabupaten Pacitan” ujar Kepala Desa Sukoharjo, Solichin.
Penulis : Takim
Editor : Putri