SURABAYA, SUARABANGSA.co.id – Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim berhasil mengamankan dua tersangka pemalsu ijazah palsu diantaranya berinisial MW (32) warga Arosbaya, Bangkalan, Madura dan BP (32) warga Kenjeran Kota Surabaya.
Kabidhumas Polda Jatim Kombes Gatot Repli Handoko mengatakan praktik pemalsuan ijazah yang dilakukan keduanya dengan cara menawarkan melalui media sosial seperti Facebook, Instagram dan Whatsapp.
“Keduanya melakukan aktivitas kegiatan ilegal berupa memalsukan ijazah dan menawarkan pembuatan ijazah palsu ini di media sosial, ” ujarnya di Mapolda Jatim, Selasa (22/6/2021).
Ia menambahkan, aktivitas itu berlangsung sejak tahun 2019 lalu hingga akhirnya ditangkap tim siber pada Bulan Mei 2021. Dalam penangkapan itu, beberapa lembar ijazah palsu berhasil disita.
Wadireskrimsus Polda Jatim AKBP Zulham Effendy menambahkan, selain memalsukan ijazah, kedua tersangka juga menerima jasa pemalsuan dokumen lain seperti KTP, Kartu Keluarga (KK) hingga akta kelahiran. Dari setiap dokumen-dokumen yang dipalsukan itu, para tersangka memasang tarif yang bervariasi, mulai Rp 250 ribu hingga Rp 2,5 juta.
“Untuk ijazah SD Rp 300 ribu, SMP Rp 500 ribu, SMA atau SMK sederajat itu Rp 800 ribu, S1 Rp 2 juta, ijazah S2 itu Rp 2,5 juta. KTP itu Rp 300 ribu, KK Rp 300 dan akta kelahiran itu Rp 250 ribu sama sertifikat pelatihan Satpam itu Rp 500 ribu,” rincinya.
Sedangkan sampai saat ini dikatakan Zulham, sudah ada sekitar 94 lembar ijazah palsu yang telah diedarkan. Dengan total omzet yang diterima mencapai Rp 86 juta.
“Kita akan mendalami dari pesanan-pesanan ke BP maupun ke MW dari handphonenya karena dampaknya cukup meresahkan masyarakat,” tutup dia.
Atas perbuatanya kedua tersangka dikenakan Pasal tindak pidana Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) Pasal 35 junto Pasal 51 ayat 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 serta Pasal 263 Pasal 55 KUHP,
dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.