SAMPANG, SUARABANGSA.co.id — Rizal Saputra masih berusia 12 tahun. Namun, dia tak seperti anak-anak lain pada umumnya yang menghabiskan waktu untuk bermain dan belajar. Ia mendedikasikan masa kecilnya untuk menjaga kakek dan kakaknya yang mengalami lumpuh.
Bocah yang akrab disapa Rizal ini tinggal di rumah kakeknya yang sederhana di Desa Angsokah, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang. Di rumah ini, bocah berusia 12 tahun itu hanya tinggal bersama kakeknya yang bernama Sehri dan kakaknya bernama Ilham (16).
Awalnya, kehidupan Rizal biasa saja. Kehidupannya sontak berbalik setelah ayahnya meninggal dunia beberapa tahun lalu. Setahun setelah sang ayah yang disayanginya meninggal, kakaknya mengalami kecelakaan di Surabaya hingga kakinya diamputasi.
Petaka tidak cukup sampai di situ. Begitu sang ayah meninggal, ia juga kehilangan ibu. Bukannya merawat Rizal, perempuan yang melahirkannya itu malah mengabaikan tanggung jawab dan lari dari rumah.
Ia tumbuh dengan kehidupan sederhana dengan situasi yang tak tahu menahu ke mana ibunya pergi. Bahkan hingga usianya menginjak sepuluh tahun pun ibunya tak kunjung datang menjenguknya.
Hidup memang terlalu keras untuk Rizal. Bocah sekecil itu sudah menanggung tanggung jawab yang begitu besar. Dia sendiri yang selalu menangani pekerjaan rumah, semuanya jatuh di pundak kecilnya. Meski baru berusia 12 tahun, ia sudah terbiasa melakukan beberapa pekerjaan sendiri seperti memasak, mencuci pakaian, hingga mengurus anggota keluarga.
Saiful, salah satu kerabat Rizal menceritakan bahwa, ayah Rizal meninggal dunia pada tahun 2018 yang lalu. Setelah ayahnya meninggal, ia bersama kakaknya diasuh oleh ibunya dan sempat tinggal di Desa Angsokah.
“Setahun setelah ayahnya meninggal, Rizal dan kakaknya diajak ibunya ke Surabaya. Saat berada di Surabaya, Ilham ditabrak kereta api hingga kaki dan tangannya harus diamputasi,” katanya, Sabtu (28/11/2020).
Setelah kejadian itu, kata Saiful, mereka berdua dibawa lagi oleh sang ibu ke rumah mendiang ayahnya di Desa Angsokah untuk diasuh oleh sang kakek.
“Sejak itu, ibunya yang asal Surabaya pergi entah kemana, tanpa ada pesan yang jelas dan tak ada kabar sampai saat ini,” pungkasnya.