SAMPANG, SUARABANGSA.co.id – Pemerintah Kabupaten Sampang melalui Dinas Sosial (Dinsos) didampingi Kepala Desa terpilih menyalurkan bantuan kepada korban bencana angin puting beliung di Desa Banjar Talela, Kecamatan Camplong, Kamis (09/01).
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun media ini, korban bernama Sukiyah (50). Rumah kayu miliknya rusak dihantam puting beliung pada Minggu (05/01) lalu. Lokasi rumah di Dusun Gungdalam, Desa Banjar Talela, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang.
Kepala Dinas Sosial setempat saat dikonfirmasi melalui koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Abdul Syakur mengatakan saat mendapatkan, laporan pihaknya langsung bergerak menyalurkan bantuan kepada para korban untuk meringankan beban keluarga yang tertimpa bencana alam angin puting beliung.
“Bantuan yang kami salurkan itu tidak seberapa hanya berupa makanan siap saji, terpal dan selimut namun tentu akan sangat membantu warga saat mengalami bencana seperti itu,” tegas Syakur.
Ia berharap, masyarakat diminta selalu waspada terhadap cuaca ekstrim yang sedang melanda Kota Bahari, karena hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi dapat menyebabkan bencana alam.
Syakur menambahkan, Dinas Sosial Sampang sudah dalam kondisi siaga 24 jam untuk mengantisipasi bencana alam yang terjadi selama musim hujan ini.
“Beberapa anggota Tagana dalam kondisi siaga bencana selama 24 jam. Apabila terjadi bencana alam maka para relawan itu langsung bergerak ke lokasi kejadian untuk membantu korban bencana,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Terpilih H Holid menuturkan, bencana angin puting beliung yang terjadi pada Minggu (05/01) lalu mengakibatkan dua rumah warganya mengalami kerusakan.
“Kami langsung berkoordinasi dengan dinas terkait seperti Dinas Sosial untuk penanganan lebih lanjut. Alhamdulillah hari ini dapat bantuan dari Dinsos berupa makanan dan selimut,” kata Holid.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan berdoa agar bencana serupa tidak terulang serta tidak menimpa warga lainnya.
“Bencana ini tidak bisa kita antisipasi karena kejadiannya tak bisa diprediksi. Yang bisa kita kerjakan adalah bersama-sama menanggulangi secepat mungkin lewat tindakan nyata, bukan hanya di mulut,” singkatnya.