SAMPANG, SUARABANGSA.co.id — Sutiyyah, warga Dusun Pesisir Timur, Desa Dharma Camplong, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, terus merenungi penyakit yang menggerogoti payudaranya.
Lantaran ketiadaan biaya untuk mengobati kanker pada payudara bagian kanannya membuat perempuan berusia 54 tahun ini pasrah saat ditemui kontributor suarabangsa.co.id, pada Senin (03/01/2022).
Sejauh saat ini yang dirasakan Sutiyyah adalah lemas, lutut terkadang tidak bisa gerak, walaupun ketika ditemui media online ini dirinya tidak mampu bangun dari tempat tidurnya.
Ibu delapan anak itu sudah dua tahun lebih menahan sakit, akibat penyakit kanker payudara yang bersarang ditubuhnya. Namun, karena keterbatasan ekonomi, pihak keluarga tidak dapat berbuat banyak untuk melakukan pengobatan.
Abd Wahid, salah seorang kerabat Sutiyyah mengatakan, jika pihak keluarga sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengobati kanker Sutiyyah. Namun hingga kini, penyakit yang menggerogoti Sutiyyah tak kunjung sembuh.
“Sebenarnya kami sangat ingin membawanya ke rumah sakit, namun karena dana yang tidak mencukupi sehingga kami hanya bisa merawatnya di rumah,” terangnya.
Kini, kata dia, penyakit kanker yang diderita Sutiyyah semakin mengganas dan mulai menghambat aktifitasnya. Untuk melanjutkan pengobatan dan menopang biaya hidup sehari-hari pun, Sutiyyah mengharapkan uluran tangan para dermawan.
“Sekarang sudah tidak bisa berobat lagi, karena tidak memiliki biaya, jangankan untuk berobat, untuk kebutuhan sehari-hari juga tidak ada,” ucapnya lirih.
Lebih lanjut Wahid menjelaskan, bahwa hasil pemeriksaan di Puskesmas, Sutiyyah divonis mengidap penyakit kanker payudara dan harus segera dilakukan operasi.
“Pernah berobat ke puskesmas katanya kanker payudara, jadi harus di operasi. Namun karena kekurangan biaya, pihak keluarga tidak berani,” akunya.
Wahid melanjutkan, bahwa suami Sutiyyah bernama Hewi (60) bekerja sebagai nelayan dengan pendapatan yang hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari.
“Saat ini hanya bisa berdoa semoga ada keajaiban dari Allah untuk kesembuhan Sutiyyah. Mau berobat tidak punya uang, untuk makan sehari-hari aja kadang tidak mencukupi. Jadi kita pasrahkan saja kepada Allah,” tambahnya.
Menurut Wahid, pihak keluarga sangat mengharapkan bantuan dari Pemkab Sampang maupun uluran tangan dari para dermawan yang bersedia untuk membantu biaya pengobatan Sutiyyah.
“Semoga pemerintah atau ada orang baik hati yang tergugah untuk membantu biaya hidup Sutiyyah, serta bisa berobat ke Rumah Sakit,” tandasnya.