SUMENEP, SUARABANGSA.co.id – Kewaspadaan pemerintah terhadap mewabahnya virus Covid-19 tidak hanya dilakukan setengah-setengah, mengingat virus Covid-19 jenis baru tersebut terjadi secara global dan proses penularannya sangat cepat.
Khususnya pemerintah Kabupaten Sumenep dalam menanggulangi wabah tersebut sudah dilakukan usaha-usaha dari penyemprotan disinfektan serta menyediakan bilik sterilisasi di diberbagai titik keluar masuk Kabupaten Sumenep, baik warga lokal atau pun dari luar daerah. Tidak hanya itu, disediakan bilik sterilisasi serta hand sanitizer.
Hal tersebut sebagai gerak cepat pemerintah Kabupaten Sumenep dalam menanggulangi mewabahnya virus Covid-19 di Kabupaten paling timur pulau Madura ini. Sehingga status peta hijau di Jawa Timur masih dipertahankan oleh dua Kabupaten di Madura, yaitu Kabupaten Sampang dan Kabupaten Sumenep.
Mirisnya, dari berbagai usaha yang dilakukan di beberapa titik, pemerintah Kabupaten Sumenep melupakan pelabuhan Talango yang seharusnya juga disediakan bilik sterilisasi sebagai bentuk pencegahan Covid-19 masuk ke pulau Poteran. Mengingat hilir mudik di pelabuhan Kalianget-Talango cukup padat, selain itu juga pasalnya, banyak para perantauan asli warga pulau Poteran yang pulang kampung dari berbagai daerah luar Madura melalui pelabuhan tersebut.
Di pelabuhan Talango ternyata masih belum ada petugas dari Dinas Kesehatan (Dinkes) maupun tim pemeriksa Covid-19, tentunya hal tersebut membuat khawatir masyarakat Talango terhadap masuknya virus Covid-19, mengingat kebanyakan masyarakat perantau di pulau Poteran dari zona merah, seperti Jakarta.
“Kami meminta Pemerintah mendirikan pos pemeriksaan di pelabuhan Talango. Petugas juga harus berjaga dan melakukan pemeriksaan pemudik sebagai antisipasi penyebaran Covid-19. Pemudik dari Jakarta, Bali, Kalimatan dan Surabaya terus berdatangan dari lokasi-lokasi itu masuk zona merah,” ungkap Muhammad Siddik (60), tokoh masyarakat Desa Kombang, Kecamatan Talango, Jumat (10/04).
Pihaknya menyatakan bahwa seseorang yang datang dari daerah zona merah cukup berbahaya.
“Maka seharusnya mendapatkan pemeriksaan awal hingga isolasi selama 14 hari oleh petugas. Tolong di pelabuhan Talango sediakan pos pemeriksaan,” pintanya.
Sementara keterangan sama juga disampaikan Rudi Hartono warga Desa Talango, bahwa dirinya juga jarang diperiksa terkait pemeriksaan Covid-19 di pelabuhan Kalianget-Talango.
“Tidak ada pemeriksaan, hanya dihimbau untuk menggunakan masker saja,” katanya saat dimintai keterangan, Jum’at (10/04).
Namun Rudi tetap berharap kepada pemerintah untuk dilakukan pemeriksaan di pelabuhan Kalianget-Talango, hal tersebut akan menjadi sangat efektif dalam menekan mewabahnya virus Covid-19 masuk ke pulau Poteran.
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Agus Mulyo membantah, bahwa tim Covid-19 sudah ada di pelabuhan Kalianget-Talango, dan saat disinggung prihal bilik sterilisasi, pihaknya menyatakan bahwa masih dilakukan dengan cara manual, atau dengan cara disemprot menggunakan disinfektan.
“Disediakan bilik sterilisasi di Pelindo III, dan itu milik Pelindo III, dan untuk penyebrangan Kalianget Talango, masih manual dengan cara disemprot seperti biasanya, dan dilakukan sesuai dengan jadwal,” tegasnya.