BOJONEGORO, SUARABANGSA.co.id – Menjelang ari Santri tanggal 20 Oktober, Para santri Indonesia mendapat dua kejadian yang Viral dan heboh jagad Maya.
Salah satunya, Ambruknya bangunan Mushola Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, yang ambruk pada tanggal 29 September 2025 sekitar pukul 14.40 WIB.
Dimana Bangunan musala di pondok pesantren tersebut ambruk dan menimpa para santri yang sedang salat Ashar berjemaah, sehingga diduga menyebabkan 167 santri menjadi korban, dengan 37 orang meninggal dunia dan 26 masih dalam pencarian.
Dan yang kedua, terbaru yaitu tayangan di acara Xpose Unsencored. Dan dirasa serta diduga Tayangan tersebut, disebut menyinggung perasaan dan melecehkan Pondok Pesantren Lirboyo, dan acara tersebut tayang pada 13 Oktober 2025, dan saat ini pihak Trans7 sedang dikecam oleh kalangan santri yang alumni dari Lirboyo, mau pun para santri Se Indonesia yang berempati dengan kejadian tersebut.
Abduloh Umar juga bagian dari keluarga santri yang juga Ketua DPRD Bojonegoro, dan Mitro’atin juga sejak kecil sudah mengenyam di pondok pesantren, Mitro’atin juga wakil ketua DPRD Bojonegoro, mereka berdua berharap ada tindakan serius dari pemerintah, serta Komisi Penyiaran Indonesia untuk segera mengambil tindakan.
Abduloh Umar, mengecam dan mengutuk keras apa yang terjadi saat ini, di mana Program “Xpose Unsencored” yang dilakukan oleh Trans7, hal tersebut melecehkan pesantren dan membuat resah, serta gaduh para pihak santri dan keluarga santri, Kejadian yang dilakukan oleh Trans7 melukai banyak orang dan berharap ada tindakan tegas dari KPI”
“tentang kejadian yang dilakukan oleh Trans7,bahwa kejadian tersebut melukai banyak orang, terutama di kalangan pesantren dan santri, dan berharap ada tindakan tegas dari KPI.”Harap Umar.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Mitro’atin, Pemerintah harus memastikan pesantren harus terlindungi, baik secara hukum maupun fisik, agar tetap fokus menjalankan misi luhurnya, serta mendidik generasi bangsa yang beriman, berilmu, dan berkarakter, dalam hal kejadian semua itu pemerintah harus hadir.
“Yang terpenting, pondok pesantren ini harus terayomi dan merasa aman, karena tugas mereka mulia, membentuk karakter anak-anak agar berguna bagi nusa, bangsa, dan agama,” pungkasnya.
Penulis : Takim
Editor : Putri