SURABAYA, SUARABANGSA.co.id – Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim mengamankan Dua orang anggota organisasi masyarakat (ormas) dari Front Gerakan Rakyat Anti Korupsi. Keduanya diduga memeras Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, dengan modus ancaman akan menggelar unjuk rasa terkait isu dana hibah dan dugaan perselingkuhan.
Dua tersangka adalah SH (24) laki-laki pekerjaan mahasiswa beralamat di Bangkalan sedangkan yang satu lagi berinisial MSS (26) laki-laki pekerjaan mahasiswa beralamat di Kota Pontianak.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast mengatakan, Modus pemerasan dilakukan dengan mengirim surat pemberitahuan aksi unjuk rasa kepada Aries.
“Surat bernomor 221/FGR/07/2025 tertanggal 18 Juli 2025 itu berisi desakan kepada Kejaksaan Tinggi Jatim untuk segera menetapkan Aries sebagai tersangka atas dugaan penyimpangan dana hibah dan pelanggaran etika birokrasi,” ujarnya.
Dalam surat tersebut, Tersangka menyebut adanya dugaan penyimpangan dalam pengelolaan dana hibah senilai Rp 65 miliar untuk sejumlah SMK swasta di Jawa Timur.
“Barang yang diterima oleh 25 SMK di 11 kabupaten/kota diklaim tidak sesuai dengan kebutuhan jurusan maupun ketentuan dalam SK Gubernur, yang berpotensi melanggar aturan pengadaan barang dan jasa,” jelasnya.
Tak hanya itu, Kedua tersangka juga mengangkat isu perselingkuhan yang dituding melibatkan Aries Agung Paewai, dan menilai hal tersebut mencoreng integritas birokrasi di lingkungan Dinas Pendidikan Jatim.
“Mereka menguploud isu tersebut melalui media sosial Instagram dan TikTok dengan akun para tersangka,” singkatnya.
Dikesempatan yang sama, Direskrimum Polda Jatim Kombes Pol Widi Atmoko menambahkan, Tersangka tidak murni mengawal dugaan korupsi, justru keduanya meminta uang tunai sebesar Rp 50 juta kepada Aries untuk membatalkan aksi demo tersebut.
“Aksi pemerasan ini terendus polisi yang langsung bergerak cepat, ” Tambahnya.
Sekitar pukul 23.00 Tim Jatanras dari Polda Jawa Timur berhasil mengamankan dan melakukan tangkap tangan terhadap kedua pelaku di parkiran salah satu cafe yang ada di jalan ngagel Jaya Selatan Kota Surabaya.
“Polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain surat pemberitahuan demonstrasi, uang tunai Rp 20. 050.000 Juta, serta sebuah sepeda motor Honda Scoopy bernomor polisi W 3073 UR, serta dua unit ponsel merek Oppo dan Vivo yang digunakan pelaku untuk berkomunikasi, ” pungkasnya.
Atas perbuatannya para Tersangka terancam pasal 368 junto pasal 55 KUHP dan atau pasal 369 KUHP dan atau pasal 310 KUHP dan atau pasal 311 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 9 Tahun.
Penulis : Muji
Editor : Putri

















