SAMPANG, SUARABANGSA.co.id — Merasa kecewa terhadap pelayanan kesehatan yang dianggap kurang maksimal, puluhan warga yang tergabung di Aliansi Masyarakat Omben (AMO) mendatangi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Jrangoan, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Senin (12/07/2021).
Informasi yang diterima kontributor suarabangsa.co.id, warga merasa kecewa karena keberadaan Puskesmas tersebut tidak memberikan nilai lebih terhadap kesehatan masyarakat.
Puluhan warga tersebut membawa sejumlah poster diantaranya bertuliskan “Kami minta petugas yang benar-benar melayani masyarakat, dan bangunan ini disegel”.
Korlap aksi, Hilmi Fuadi menyebutkan, masyarakat yang butuh pelayanan kesehatan di Puskesmas Jrangoan tidak terlayani dengan baik.
“Ini bentuk protes kami soal tidak maksimalnya pelayanan terhadap pasien. Sebelumnya kami sudah menyampaikan aspirasi ini ke pihak Puskesmas, namun diabaikan. Terlebih dalam pelayanan rawat inap 24 jam, ini menyangkut kepentingan kemaslahatan warga,” kata Hilmi.
Dikatakan Hilmi, atas nama perwakilan dari warga menuntut agar Puskesmas Jrangoan memberikan pelayanan secara maksimal dan optimal.
“Kami pernah mendengar, Bupati menginstruksikan agar pihak Puskesmas melakukan jemput bola memberikan pelayanan kesehatan, tapi kami pantau instruksi itu malah tidak dilaksanakan oleh Puskesmas Jrangoan,” sesalnya.
Dia juga mempertanyakan kenapa pelayanan rawat inap 24 jam hingga saat ini belum dibuka. Padahal, sebelum gedung Puskesmas Jrangoan di perbarui, pelayanan tersebut sudah dibuka.
“Masa iya puskesmas tidak ada rawat inapnya. Kami harap setelah gedung Puskesmas ini dibangun megah, pelayanan kesehatannya juga lebih ditingkatkan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Jrangoan Misnari saat menemui warga mengatakan, jika pihaknya akan segera memenuhi permintaan warga dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik.
“Karena, sebelumnya memang ada tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Jrangoan yang terpapar Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri, hingga berdampak terhadap kurang maksimalnya pelayanan,” tutur Misnari.
Terkait belum dibukanya pelayanan 24 jam, kata Misnari, pihaknya masih menunggu Surat Keputusan (SK) dari Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Setelah SK BPJSnya keluar, selanjutnya diajukan ke Bupati.
“Sambil lalu, kami juga menunggu uji kelayakan alat-alat kesehatan yang nantinya bakal dipergunakan untuk pelayanan 24 jam. Untuk sementara, meski ada beberapa nakes yang terpapar Covid-19, kepada masyarakat kami tetap memberikan pelayanan rawat jalan,” kata Misnari memungkasi.