SUMENEP, SUARABANGSA.co.id – Demi keberuntungan dalam menjalankan tes calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2020 di Kabupaten Sumenep, salah satu peserta membawa jimat.
Hal itu diketahui setelah dilakukan sterilisasi peserta oleh tim dari Inspektorat Sumenep sebelum mengikuti seleksi kompetensi dasar (SKD) di Gedung SKD Batuan, Sumenep, Senin (27/1).
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Sumenep, Abdul Madjid membenarkan jika ada dua orang yang membawa jimad.
“Dua orang berupa ikat pinggang,” terangnya saat dihubungi via WhatshAppnya, Senin (27/01).
Ia menambahkan, dalam tes CPNS yang dilakukan hari ini, pihaknya memasang sejumlah CCTV, termasuk di ruang tes. Untuk satu ruang tes saja, setidaknya ada dua titik yang dipasangi CCTV.
Selain itu juga, tes CPNS kali ini juga melibatkan tim dari Inspektorat Sumenep dalam melakukan sterilisasi dengan menggunakan detector kepada para peserta.
Sterilisasi tersebut dilakukan, agar peserta tidak membawa barang apa saja ke dalam ruang tes, termasuk Handphone maupun alat tulis.
Dari upaya sterilisasi yang dilakukan itulah, kata Madjid diketahui ada sejumlah peserra tes CPNS yang membawa jimat. Hanya saja, Madjid tidak menjelaskan lebih rinci soal siapa dan seperti apa jimat yang dibawa peserta tes CPNS pada saat itu.
“Pertama, untuk meyakinkan panitia dari BKN bahwa peserta itu tidak bawa barang apa-apa lagi, baik itu bolpoin, barang canggih, jimat, kayaknya ada jimat tadi yah, gak tau berapa orang,” katanya saat ditemui media di lokasi tes CPNS.
Selain itu, dalam penggunaan CCTV dan pelibatan tim Inspektorat dalam upaya sterilisasi peserta, juga untuk meyakinkan peserta bahwa tidak ada intervensi dari siapapun dalam pelaksanaan tes CPNS ini. Termasuk memberi kepercayaan pada peserta di ruang tes, tidak ada alat IT yang dicurigai dapat membantu peserta tes.
“Kedua, ini memberikan kepercayaan pada peserta, ini benar-benar steril, tidak ada yang pakai IT dan semacamnya,” tambah mantan Kepala DPMPTSP Sumenep itu.
Untuk itu, Madjid berharap, jika ada yang mengiming-imingi peserta bahwa yang bersangkutan bisa diloloskan, peserta tidak percaya pada orang tersebut, sekalipun mengatasnamakan pejabat. Karena hasil tes dapat dilihat langsung oleh peserta sesaat setelah tes dilakukan.
“Jika ada yang mengatasnamakan pejabat, anggota DPR, jangan percaya. Karena mereka keluar dari tempat tes, mereka sudah tau. Mereka lulus atau tidak,” ucapnya.