BOJONEGORO, SUARABANGSA.co.id – Ungahan di media sosial (Medsos) terkait di Kecamatan Baureno sedang tidak baik baik saja, diserang oleh lalat setiap hari.
Sedang tergambarkan diungahan disosmed, Warga mengeluh di serang Hewan sejenis lalat, yang disebabkan Kandang ayam tersebut.
Sebuah unggahan media sosial dari akun “Zakky Aditya” menyatakan bahwa “Baureno sedang tidak baik”. Unggahan tersebut menyerukan perlunya tindakan dari pemerintah terkait kondisi di Baureno.
Di mana seorang warga mengeluh dan ada gambar lalat yang nempel di beberapa lembar kertas yang di buat jebakan agar nempel di kertas tersebut.
“Ngini Iki OPO to run run, sedino rongpuloh ewu rong glundung gae tuku lem laler, ngini Iki golek ganjaran OPO golek duso roun-roun,” ungkapnya.
(Red: Begini apa to roun-round sehari dua puluh hari dua rem buat beli lem Lalat,begini mencari pahala atau mencari duso roun).
Sumber Suara perempuan yang bernama Nur tersebut menunjukan kalau dia terdampak dari ganasnya lalat dari sebuah kandang peternakan warga di Desa Pasinan kecamatan Baureno.
Tambah wanita tersebut menghitung beberapa kertas yang tiap hari dia harus sibuk menangkap lalat tersebut.
“Nek rang ngandel, Iki loh siji, loro, telu, papat, limo, enem, Pitu, wolu, songo, sepuluh, sedino loh rong puloh emplek, sedino,” jelasnya.
(Red: Kalau tidak percaya lihat ini, satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tuju, delapan, sembilan, sepuluh, sehari loh dua rem).
Dari akun yang diunggah oleh Zakky Aditya diperlukan tindakan dari pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut. Masalah yang terjadi sudah mengganggu ketenangan warga.
Awak media Suara bangsa mengali info dari beberapa Warga di empat Desa di Kecamatan Baureno, yakni Pasinan, Karangdayu, Pomahan, dan Kauman, merasa terganggu dengan kandang ayam tersebut.
Seorang warga Pasinan, Nur, menyebut kondisi itu sudah berlangsung sepekan terakhir. Menurutnya, jumlah lalat yang menyerbu mencapai jutaan ekor.
“Setiap hari kami harus membersihkan rumah berulang kali. Dan Sangat mengganggu aktivitas,” keluhnya.
Merespons aduan tersebut, pada Rabu (10/9/2025) siang, Pihak kecamatan langsung bergerak cepat untuk mengantisipasi hal yang tidak di inginkan.
Camat Baureno Dery Aprilian, S.STP.,MM. Mengatakan pada awak media Suara bangsa, saat mendapat aduan tersebut langsung bergerak dengan cepat,
Forkopimcam Baureno bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Peternakan, Puskesmas, Satpol PP, serta Pemdes Pasinan melakukan pengecekan langsung ke sejumlah kandang ayam di Dusun Pipitan.
“Tadi sudah kita cek langsung ke kandang-kandang tersebut, bersama Forpimcam dan dinas DLH, Puskesmas, dan peternakan,” ungkapnya.
Lanjutnya, Dari pemeriksaan, enam pengusaha tercatat memiliki kandang di lokasi itu,
Muh Faizin (53), asal Gresik, memiliki dua kandang kosong pascapanen yang berbau menyengat dan memicu banyak lalat.
Agus (46), warga Desa Baureno, memiliki satu kandang kosong.
Mashuri (58), PNS asal Desa Woro, Kepohbaru, memiliki satu kandang kosong.
Hasim (60), pensiunan asal Depok, juga memiliki satu kandang kosong.
Ansori (50), warga Banjaran, Baureno, memiliki satu kandang berisi ayam umur 10 hari.
H. Kafid, pengusaha ayam potong, memiliki sekitar 300 ekor ayam siap panen.
Dinas lingkungan Hidup(DLH) Bojonegoro menegaskan pentingnya perbaikan pengelolaan lingkungan dan penertiban perizinan.
Dinas Peternakan meminta limbah kotoran ditangani dengan kubangan khusus, disinfektan, dan penimbunan, serta menyarankan agar kandang diistirahatkan selama enam bulan untuk pembersihan menyeluruh.
Puskesmas Baureno mengimbau warga segera berobat bila mengalami gejala sakit akibat wabah lalat. Sementara itu, Polsek dan Koramil Baureno, menekankan pentingnya langkah cepat sekaligus membuka ruang dialog antara pengusaha, pemerintah, dan warga.
Pemdes Pasinan menambahkan, aspirasi masyarakat cukup jelas, kandang ayam ditutup dan izin usahanya ditinjau ulang. Camat Baureno bahkan sudah menjadwalkan pertemuan lanjutan pada Selasa (16/9/2025),
“Usai salah satu pengusaha ayam yang kini sedang umrah kembali ke tanah air,” ungkap salah satu Pemdes di Kecamatan Baureno.
Hingga kini, warga empat desa terdampak masih menanti solusi nyata agar lingkungan mereka kembali bersih, sehat, dan bebas dari serangan lalat.
Penulis : Takim
Editor : Putri