PAMEKASAN, SUARABANGSA.co.id – Aulia Nur Fadhilah (10) hidupnya sungguh memprihatinkan. Setiap hari Berangkat sekolah dengan rasa lapar dan tanpa uang saku.
Aulia biasa ia dipanggil, gadis cilik yang saat ini duduk di kelas 4, di salah satu Sekolah Dasar yang ada di Pamekasan, tinggal bertiga dengan dua Kakak kembarnya yakni Wada dan Wadi.
Ia dan kedua Kakaknya tinggal di Rumah peninggalan Almarhum Ibunya, di Jalan Stadion, Kelurahan Barurambat Kota, Kabupaten Pamekasan, Madura Jawa Timur.
Ayah yang sudah bertahun-tahun lamanya pergi tanpa ada kabar, dan Ibu yang sudah meninggal menambah beban penderitaan bagi Aulia dan kedua Kakaknya.
“Kalau mau berangkat sekolah ada yang ngasih makanan ya saya sarapan, saya juga tidak pernah bawa uang saku,” ucap Aulia kepada Wati yang merupakan Relawan Individu.
Selain itu Sepatu dan Tas sekolah yang biasa dipakai, juga sudah usang dan kusut serta sobek semua.
Tidak hanya itu Aulia juga mengatakan jika dirinya tidak mempunyai hijab selain hijab seragam dari sekolahnya.
Sementara itu Wati Relawan Individu yang datang berkunjung ke Rumah Aulia merasa sangat prihatin dengan keadaan kehidupan Aulia dan kedua Kakaknya itu.
“Saya dapat informasi tentang Aulia dari salah satu tetangganya yang kebetulan merupakan teman saya kerja, ucap Wati.
Kata Wati, temannya itu kebetulan cerita jika Aulia minta uang 2 ribu rupiah untuk membeli lem, guna mengerjakan tugas dari sekolahnya.
“Saya jadi merasa miris dan iba kok masih ada kehidupan yang memprihatinkan seperti Aulia ini, bahkan ada di tengah-tengah Kota Pamekasan,” imbuhnya.
Wati hanya bisa berharap semoga Pemkab Pamekasan melalui pihak-pihak terkait, bisa segera membantu untuk kelanjutan kehidupan Aulia dan kedua Kakaknya ke depan.
“Kalau menurut saya peranan Dinas Pendidikan ini sangatlah penting, mengingat Aulia merupakan penerus Bangsa, dan masih usia produktif. Jadi sangat butuh kepedulian dari Disdik maupun pihak Sekolah untuk keberlangsungan sekolahnya, kalau untuk kedua kakaknya karena mereka sudah besar jadi butuh lapangan pekerjaan,” tukas Wati.