PAMEKASAN, SUARABANGSA.co.id – Dua gelandangan Ibu dan Anak tinggal terlunta-lunta, sudah bertahun-tahun di Wilayah Kabupaten Pamekasan, Madura Jawa Timur.
Sekitar tahun 2008 silam hingga saat ini dua gelandangan yang tidak diketahui namanya tersebut, berpindah-pindah tempat untuk sekedar berteduh dan tidur.
Mulai dari pertigaan Niaga, Terminal Ronggo Sukowati, Terminal lama Lawangan Daya hingga Pos PJR Polres Pamekasan yang menjadi tempat tinggal dua gelandangan tersebut.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, mereka meminta belas kasihan dan simpati dari orang-orang, dengan cara bercerita tentang kisah sedih mereka, yang mana dalam ceritanya mereka tidak bisa pulang ke kampung halaman yakni Banjarmasin karena tidak punya uang untuk ongkos Kendaraan.
Dua gelandangan yang terus menerus mengaku Istri dan Mertua dari Anggota Polisi Polres Pamekasan itu, beberapa tahun yang lalu, Pemerintah Kabupaten Pamekasan sudah pernah berusaha memulangkan mereka, akan tetapi tidak berhasil karena dua gelandangan itu hanya mau uangnya saja.
“Kalau dulu Ibunya masih sehat dan kuat, akan tetapi tidak untuk saat ini, si Ibu sudah sangat sepuh dan mengalami lumpuh, saya hanya merasa kasihan dan khawatir tentang kesehatannya,” ucap Dimas Sekretaris Relawan Gerakan Emansipasi Masyarakat (Gema).
Menurut Dimas si Anak ini bisa dikatakan kurang waras atau stres dan semacamnya, karena ketika ditawari agar si Ibu ini dibawa ke Panti Jompo, malah marah-marah dan tidak memperbolehkan.
Bahkan Dimas mengatakan kepada si Anak, bagaimana jika terjadi sesuatu atau bahkan Ibunya meninggal di Trotoar, malah si Anak berteriak dan marah-marah mengatakan tidak butuh bantuan siapapun.
“Meski Ibu saya mati ya biarkan saja, Anda bukan siapa-siapa saya,” ujar si Anak ditirukan oleh Dimas.
“Saya hanya berharap agar pihak terkait dan yang berwenang bisa segera membantu si Ibu, bagaimana caranya agar bisa dibawa ke Panti Jompo, dengan begitu beliau bisa mendapatkan perawatan yang baik dihari tuanya,” harap Dimas.
Penulis : Wiwin
Editor : Putri