SURABAYA, SUARABANGSA.co.id – Subdit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Ditreskrimsus Polda Jatim menetapkan tiga tersangka kasus tukar guling Tanah Kas Desa (TKD) di Kabupaten Sumenep senilai Rp 114 miliar.
Tiga orang tersangka tersebut berinisial HS (63) selaku Direktur PT SMIP, MR (71) mantan kepala desa dan MH (76) mantan petugas Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Sumenep, Ketiganya diduga telah terlibat dalam proses tukar menukar aset desa yang tidak sesuai dengan syarat dan ketentuan. Yakni tidak adanya objek pengganti alias fiktif, sehingga dianggap merugikan negara.
“Alhamdulillah, kita sudah tetapkan tiga tersangka. Masing-masing atas nama HS Direktur Utama PT SMIP, MH pegawai BPN [Badan Pertanahan Nasional] dan tersangka MR mantan kepala desa,” ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Dirmanto, Rabu, 5 Juni 2024.
Meski telah menetapkannya sebagai tersangka, petugas kepolisian memutuskan hanya menahan HS. Kepala Sub Direktorat Tindak Pidana Korupsi Ajun Komisaris Besar Polisi Edy Herwiyanto mengatakan, dua pelaku lainnya tidak ditahan karena alasan kesehatan.
“Kedua pelaku [MH dan MR] kondisinya sakit. Yang satu dipasang alat bantu nafas, sedangkan satunya memakai kateter. Jadi atas dasar pertimbangan kesehatan, kami tidak menahannya,” ungkap Edy.
Dalam pengungkapan kasus ini, Edy menyebut pihaknya telah menyita sejumlah harta yang diduga hasil dari kejahatan para pelaku. Mulai dari sebuah kendaraan hingga sejumlah aset tanah bangunan. Jika ditotal semuanya mencapai lebih dari Rp 97 miliar atau tepatnya Rp 97.921.510.000.
Atas tindakan tersebut pihak kepolisian menyita barang bukti antara lain Sebuah Mobil Land Cruiser tahun 1997, 134 aset tanah dan bangunan yang berada di Desa Kolor seluas 70.405 meter persegi. Yang ditaksir bernilai Rp 88 miliar lebih, 39 aset tanah dan bangunan yang berada di Desa Kalimook dengan luas 5.882 meter persegi bernilai Rp 5 miliar
Selain itu pihak kepolisian juga menyita 2 aset berupa tanah yang berada di Desa Gedungan dengan seluas 1.386 meter persegi senilai Rp 3 miliar lebih dan 6 aset tanah bangunan di Sidomulyo Surabaya seluas 330 meter persegi senilai Rp 568 jutaan.
Atas kasus ini, ketiganya disangkakan dengan Undang-undang Tindal Pidana Korupsi.
“Ancaman hukuman mulai 5 tahun sampai seumur hidup,” pungkasnya.
Penulis : Muji
Editor : Putri