“Dari tujuh yang kita operasikan setiap bulan ini (dibagi) tiga (unit). Jadi ukurannya berbeda, besar, kecil dan sedang. Jadi tidak jalan bareng-bareng, sebulan tiga (unit),” katanya.
Namun ia memastikan, bus listrik akan menjangkau semua wilayah di Kota Surabaya selama uji coba berlangsung.
Tundjung kemudian menjelaskan bahwa kerjasama yang diterapkan dalam pelayanan transportasi bus listrik antara Pemerintah Kota Surabaya dengan pihak Kalista adalah menganut skema buy the service. Yakni sistem dimana biaya operasional bus yang melayani trayek, dibeli oleh pemerintah. Selanjutnya pemerintah menjual kepada masyarakat dengan ongkos yang sudah ditetapkan.
“Jadi pemerintah daerah itu tidak membeli layanannya saja, tidak membeli unit busnya. Jadi katakanlah satu kilometernya Rp 5000, dan dia dalam sehari berjalan berapa kilometer ya kita bayar itu. Tetapi tentu ada kontrak, ada syarat dan ketentuan berlaku, misal AC-nya nggak dingin dipotong,” pungkasnya.
Penulis : Muji
Editor : Putri