BOJONEGORO, SUARABANGSA.co.id – Pemilu dan pilkada tinggal menghitung hari dan para kontestan peserta pemilu saling adu strategi dalam meraih dukungan dan simpatik.
Wal hasil terjadilah Perang hasil survei, biasanya digunakan oleh para kandidat yang berkompetisi sebagai ajang kampanye. Sehingga, akurasi hasil dari survei sebuah lembaga dianggap tidak mencerminkan kenyataan di lapangan.
Seperti halnya yang disampaikan oleh Sasmito Anggoro, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Bojonegoro, menyampaikan bahwa komunikasi politik pun semakin gencar dilakukan oleh para tokoh politik hal ini terlihat sejak Pemilihan Presiden, pemilihan legislatif secara langsung tahun 2004 yang kemudian diikuti pemilihan kepala daerah secara langsung.
Lembaga survei terkesan menjadi konsultan politik untuk tokoh-tokoh yang bertarung dalam berbagai ajang pemilihan baik Pilpres, Pileg maupun Pilkada.
Sasmito mencontohkan ada kandidat dari luar Bojonegoro atau luar Jawa Timur yang jarang hadir di Jawa Timur, namun hasil survei yang disuguhkan ke publik kandidat tersebut elektabilitasnya tinggi.
Penulis : Takim
Editor : Putri
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya