“Honorer nakes maupun non nakes dengan pengabdian yang sudah lama, harusnya dihargai. Jangan habis manis sepah dibuang,” keluhnya.
Jika berkaca pada tahun lalu, saat pandemi Covid-19 melanda. Di dalamnya, terdapat kontribusi nakes dan non-nakes honorer yang ikut menjadi garda terdepan.
“Kita pahlawan kemanusiaan yang lupa dimanusiakan. Kemarin hampir mati oleh Pandemi, sekarang dimatikan oleh Birokrasi,” selorohnya.
Disinggung soal saran dr Najich agar para nakes honorer mendaftarkan diri sebagai tenaga P3K atau daftar PNS. Bagi dia yang sudah berumur akan sulit bersaing dengan fresh graduate.
“Kalau yang baru-baru, masih fresh secara pendidikan, beda sama kita yang udah 10 tahun 15 tahun. Boro-boro mikir buat pelajaran kayak gitu,” tandasnya.
Dikabarkan sebelumnya, seorang nakes honorer di salah satu Puskesmas di Sampang. Sudah beberapa tahun, dirinya bekerja sebagai pegawai honorer, hanya digaji Rp500 ribu. Meskipun secara pekerjaan tetap sama dengan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Penulis : Abdus Salam
Editor : Putri
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya