SAMPANG, SUARABANGSA.co.id — Kasi Humas Polres Sampang, Madura, Jawa Timur, Ipda Sujianto menyebut jika pihak keluarga korban yang tenggelam di kolam renang Sampang Water Park (SWP) telah ikhlas menerima, bahwa peristiwa itu merupakan kecelakaan.
Sujianto juga mengatakan, jika pihak pengelola wisata kolam renang telah memberikan tali asih terhadap keluarga korban sebagai rasa belasungkawa.
“Namun begitu, proses penyelidikan ini harus tetap dilakukan,” kata Sujianto saat dikonfirmasi Wartawan, Senin (03/07/2023) kemarin.
Pernyataan tersebut berbeda dengan apa yang disampaikan oleh ayah korban, Haji Suhan. Terkait insiden maut yang menewaskan anaknya, Haji Suhan mengaku bakal memperjuangkan Pro Justitia agar berjalan pada tracknya.
“Tidak ada surat pernyataan hitam diatas putih mas, sebelum saya melihat rekaman CCTV yang saat ini sudah diamankan oleh pihak Kepolisian,” kata Haji Suhan dikonfirmasi via aplikasi WhatsApp, Selasa (04/07/2023).
Pihak keluarga, kata Haji Suhan, sangat menyayangkan atas kurang maksimalnya kinerja lifeguard saat melakukan pengawasan terhadap aktivitas pengunjung di kolam renang maut tersebut.
“Memang ini sudah takdir anak saya, tetapi jika mereka (lifeguard) itu selalu siaga penuh selama ada pengunjung, maka insiden maut ini tidak akan terjadi,” sesalnya.
Jika owner atau pengelola SWP ini lepas dari jeratan hukum, kata Haji Suhan, sampai ke ujung langit pun dirinya bakal memperjuangkan demi mendapatkan keadilan atas insiden yang menimpa anaknya tersebut.
“Pengelola SWP ini jangan seenaknya berdalih jika kejadian maut itu sudah masuk jam tutup. Karena faktanya, di lokasi masih banyak pengunjung kok,” ujar Haji Suhan menanggapi statement Humas SWP di sejumlah media.
Menurut Haji Suhan, pihak pengelola kolam renang SWP harus bertanggung jawab karena itu terjadi di kawasan wisata yang notabene bersifat komersial.
“Kami akan tetap minta pertanggung jawaban secara hukum, karena hukum tidak boleh tajam ke bawah dan tumpul ke atas,” tandasnya.

















