BOJONEGORO, SUARABANGSA.co.id – Mobil siaga yang tersebar di Bojonegoro menjadi ringan nya penderitaan Masyarakat miskin mau pun masyarakat menengah menjadi rujukan untuk mempergunakan fasilitas desa tersebut.
Desa Tanjungharjo desa jumlah penduduk hampir 5 ribu sangat terbantukan adanya mobil siaga yang disediakan oleh Desa Tanjungharjo. Meskipun sampai saat ini Desa Tanjungharjo belum mendapatkan mobil siaga seperti desa desa lainnya yang bersumber bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD). 5/6/2023.
M. Afdhoni Agustiawan selaku pengemudi mobil siaga yang selama ini mengoperasikan mobil siaga Desa Tanjungharjo, hal tersebut menjadi suka duka tersendiri. Suka nya, lelaki yang akrab dipanggil Kerren tersebut dirinya bisa menyalurkan hobinya menolong orang sakit.
“Sukanya, adalah saya bisa menyalurkan hobi saya menolong orang yang kesusahan mas, dukanya saat mengantarkan orang mobil mogok di jalan dan rem blong,” ungkapnya.
Kerren juga menceritakan mobil siaga desa yang masih dari upaya desa, bukan mobil siaga yang dari kabupaten seperti desa desa lainya tersebut, dalam bulan kemarin mengalami kendala, seperti banya tipis dan Ban kipas nya putus dan, kampas remnya blong (minyak rem habis), hal tersebut sempat terjadi.
“Kemarin dari Gresik sempat remnya blong dan dari Gresik sampai Tanjungharjo harus hati hati banget,” jelasnya.
Pemuda yang gemar menolong sesama tersebut, Pekerjaan tersebut di anggapnya ladang ibadah, dan menolong orang sakit yang di desanya.
“Lebaran ketiga, setiap hari kita antar dalam kota(ke RSUD:red) , sekitar 7 warga, bulan puasa sekitar 3 sampai 4 orang, hari hari seperti sekarang dari 1 sampai 2 orang,” terangnya.
Dari pantuan awak media Mobil grand max dari Daihatsu tersebut semenjak ada dari tahun 2020 menjadi Pusat pelayanan Masyarakat Desa Tanjungharjo, dan Desa Tanjungharjo belum mendapatkan mobil siaga dari BKK yang seperti desa desa yang ada di Bojonegoro.
Kerren juga menambahkan bila ada pelayanan kepada masyarakat untuk masalah bahan bakar (BBM) selalu kepala Desa Tanjungharjo Suyono yang memberinya, untuk jasa mengantarkan biasanya keluarga pasien yang memberi se iklannya.
“Saya tidak pernah menghargai jasa saya, saya hanya menolong, bila di beri untuk beli rokok saya terima, bila tidak di beri juga tidak apa apa, yang saya antar kan orang susah,” jelasnya.
Pemuda yang masih suka melajang tersebut, berharap pada pemerintah harap ada perhatian, kalau desa lain mobil nya bagus bagus kenapa desanya masih grand max.
“Harapannya, kalau desa desa lain mobilnya bagus bagus, kenapa di desa saya mobil nya masih grand max, karena fasilitas bila hal tersebut juga demi keselamatan pasien,” pungkasnya.