Jumpa Konstituen, Mathur Husyairi Gelar Seminar UMKM di Sumenep

SUMENEP, SUARABANGSA.co.id – Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Mathur Husyairi kembali menyapa konstituennya di Kabupatn Sumenep. Hal itu dilakukan dengan cara menggelar seminar di kabupaten berlambang kuda terbang.

Seminar ini digelar di dua tempat selama dua hari, yakni di Desa Karang Budi, Kecamatan Gapura dan Desa Aeng Baja Kenek, Kecamatan Bluto. Ada dua tema besar dari seminar tersebut, yakni perihal UMKM dan Koperasi serta seminar Toleransi dan Keberagaman.

Untuk seminar Koperasi dan UMKM, Mathur Husyairi mengungkapkan, hal itu dilakukan guna membantu meningkatkan ekonomi kreatif bagi warga rumahan. Harus diakui, UMKM merupakan salah satu penggerak utama sektor ekonomi di daerah, bahkan negara.

Baca Juga:  Vespa Urban Club 125, Vespa Termurah di Dunia, Dibandrol 18 Jutaan

Ia mengungkapkan, apa yang dilakukan itu diharapkan menjadi laju semangat masyarakat untuk bangkit di tengah ekonomi yang tengah terpuruk pasca pandemi Covid-19. Meski demikian, ia tidak menafikkan bahwa peran pemerintah tetap dibutuhkan.

“Pertama pemerintah ini harus mensupport UMKM yang dikelola oleh masyarakat desa agar dapat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat,” katanya.

Politisi Partai Bulan Bintang (PBB) itu mengungkapkan, saat ini untuk memasarkan produk olahan UMKM sudah sangat mudah, alat sudah canggih dan gampang dengan adanya medsos.

Baca Juga:  Kapolres dan Disperidag Sumenep Pastikan Ketersediaan Minyak Goreng di Pasar Anom Hingga Indomaret

Politisi kelahiran Sambas itu menyatakan bahwa masyarakat ini harus di sentuh terkait dengan bagaimana mengoperasikan medsos dengan baik, agar mereka juga dapat bersaing dengan produk olahan lainnya.

“Sekarang sudah ada tiktok, instagram dan media sosial lainnya, ya harus dimanfaatkan betul terutama anak mudanya,” terang Mathur.

Sementara, Nanik Farida selaku pembicara pada seminar tersebut menjelaskan bahwa setelah dampak covid-19 banyak dihadapkan pada pengurangan jam kerja yang signifikan.

Hal itu termasuk kata Nanik pemotongan gaji bahkan sampai pemutusan hubungan kerja. Sementara di sektor informal perempuan banyak terdampak juga. Sepertinya halnya pekerja rumah tangga, petani, buru cuci pakaian.

Baca Juga:  Pemkab Bojonegoro Pantau Pendistribusian Minyak Goreng dan Lakukan Operasi Pasar Murah

“Sektor informal ini yang banyak tidak teridentifikasi sementara sistem bantuan sosial pun juga terbatas, ” jelasnya.

Leave a Reply