SUMENEP, SUARABANGSA.co.id – Forum Pemuda Kerukunan Kerukunan Umat Beragama (FPKUB) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menggelar ngobrol pintar antar agama di Aula Hotel Utami Sumekar, Kamis (29/12). Acara ini bertema Menjaga Kerukunan, Merawat Kebhinnekaan.
Ngobrol pintar ini setidaknya dihadiri 170 orang peserta dari berbagai elemen. Mulai dari organisasi kepemudaan (OKP) hingga Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari sejumlah perguruan tinggi di Sumenep.
Tidak hanya itu, acara tersebut juga dihadiri sejumlah organisasi kepemudaan sejumlah agama, seperti Pemuda LDD, Orang Muda Katolik, Pemuda GBI (Gereja Bhetel), Pemuda GPDI (Gereja Pentakosta), serta sejumlah mahasiswa dari sejumlah kampus.
Pantauan di lokasi, hadir sebagai pemateri Kapolres Sumenep AKBP Eko Edo Satya Sentriko, Kepala Kesbangpol Purwo Edi Parwito, hingga Ketua FKUB Sumenep KH. Qusyairi. Selain itu, juga hadir sebagai pemateri yakni Romo Kornelis Kopong Suban dari pihak Katolik, Pendeta Yusuf dsri Gereja Sidang Persekutuan Injily Indonesia, Sugianto dari agama Budha, dan Imam Santoso dari Konghuchu.
Ketua FPKUB Sumenep, Khairul Umam mengatakan, ngobrol pintar tersebut digelar sebagai bukti penduduk Sumenep hidup rukun dan damai berdampingan. Kerukunan itu tanpa memandang perbedaan, termasuk perbedaan agama. Diketahui, kata Umam di Sumenep sendiri masyarakatnya menganut beberapa agama.
Bukti lain, kata Umam, di Sumenep sendiri, tepatnya di Desa Pabian terdapat sejumlah tempat ibadah berbagai agama yang berdiri kokoh berdampingan. Mulai dari Masjid, Kelenteng, hingga Gereja berdiri di desa tersebut.
“Melalui Forum ini, kita ingin menegaskan kembali Bahwa Sumenep adalah salah satu Kabupaten yg sangat Rukun, Damai, dan Aman. Penanaman Nilai-Niali Toleransi harus sudah dilakukan sejak dini di kalangan generasi Muda,” kata Umam.
Selain itu, kata Umam, setiap orang mempunyai hak sama tanpa mandang agama. Setiap warga Sumenep memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk berkontribusi dalam pembangunan hingga pengentasa kemiskinan di kabupaten berlambang kuda terbang.
“Sangat potensial, Kita hanya perlu memberikan ruang lebih banyak untuk mendorong peran serta lintas agama terhadap Pembangunan, pengentasan Kemiskinan, kesehatan, penanganan bencana alam, dan kerja-kerja sosial lainnya,” ungkap Mantan Ketua PC PMII Sumenep tersebut.
Leave a Reply