SUMENEP, SUARABANGSA.co.id — Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kepulauan (LPMK) sukses menggelar seminar kebangsaan. Seminar bertajuk ‘Ideologi Transnasional Versus Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara’ ini digelar di Aula Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Aqidah Usyimuni, Terate, Sumenep, Selasa (27/12).
Dalam acara ini, hadir sebagai pemateri Wakil Rektor I Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk, Dr. H. Damanhuri, M.Ag. Ratusan pemuda dan mahasiswa sebagai peserta tampak antusias mengikuti seminar tersebut.
Ketua LPMK, Suryadi Syah mengatakan, seminar dalam tajuk tersebut digelar dalam upaya memberi pemahaman kepada pemuda dan mahasiswa, khususnya dalam mengenal dan mengaplikasikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, juga memberi pemahaman kepada mereka tentang sejumlah ideologi transnasional yang selama ini dikenal intoleran.
Kata dia, Pancasila sudah final sebagai ideologi negara. Problemnya, sejumlah ideologi transnasional yang memiliki berbagai kepentingan, kadang berbalut agama berupaya merongrong keutuhan negara.
“Kalau pancasila tidak perlu diperdebatkan lagi. Karena itu sudah final sebagai ideologi negara dan mesti diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, agar bangsa ini senantiasa berada dalam keadaan yang harmonis,” kata Suryadi.
“Yang menjadi problem itu adalah ideologi transnasional yang kini merambah di Indonesia. Karena harus kita akui, sejumlah ideologi transnasional tersebut seringkali memaksakan kehendak atas nama agama dan cenderung intoleran,” sambungnya.
Alumni PMII Sumenep itu menjelaskan, langkah pemerintah membubarkan badan hukum salah satu ideologi transnasional itu sudah tepat. Namun, tugas berikutnya adalah mengantisipasi tetap mewabahnya paham-paham dari ideologi transnasional.
Dia tak menampik, kendati badan hukumnya sudah dicabut oleh pemerintah, orang-orang yang menganut ideologi tersebut tetap ada. Bahkan, bisa saja menyasar kaum pemuda dan mahasiswa untuk mendoktrin dengan pemahaman serupa.
Salah satu cara untuk mengantisipasinya, yakni dengan salah satunya dengan seminar-seminar yang memberi penguatan tentang pancasila dan wawasan kebangsaan. Agar mereka tidak mudah terdoktrin oleh mereka yang menganut ideologi transnasional.
“Kalau badan hukumnya boleh saja dibubarkan. Tapi apa mungkin ideologinya juga ikut bubar?. Saya rasa masih belum mungkin, maka dari itu seminar-seminar penguatan cinta tanah air itu perlu digalakkan, terutama pada kalangan pemuda dan mahasiswa yang seringkali menjadi sasaran empuk doktrinasi ideologi transnasional tersebut,” tegasnya.