BOJONEGORO, SUARABANGSA.co.id – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mengajak masyarakat untuk menghadirkan kembali nuansa kejayaan Majapahit, dan merekontruksi sejarah berdirinya Majapahit dengan menyelenggarakan pawai budaya atau karnaval budaya pada malam hari.
Puluhan ribu warga Bojonegoro tumpah ruah menunggu kedatangan Peserta Carnival Night Bojonegoro yang dipimpin Bupati Anna Muawanah yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Bojonegoro. Kamis (20/10/2022).
Dalam Carnival night Bojonegoro (CBN) mengambil tema “Suryaning Bojonegoro”.
Kegiatan tersebut diikuti kurang lebih 91 Peserta dari jajaran Forkopimda, OPD, BUMD, Camat, Dan Kades, Bojonegoro.
Nuansa Carnival Night Bojonegoro Berjalan dengan aneka Ornamen nuansa era Majapahit berjalan menyapa warga Bojonegoro, menggambarkan kejayaan Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang, Kerajaan Mataram Islam, Kerajaan Surakarta Hadiningrat, Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat, Dan Kabupaten Jipang/Bojonegoro. Warga Bojonegoro tumpah ruah di sepanjang jalanan protokol kota.
Dari pantauan Awak media Suara Bangsa, sebelum acara dimulai Bupati Bojonegoro dinobatkan menjadi Ratu Tribuana Tungga Dewi, dan Bupati membacakan petuah pada warganya untuk bersatu menyayangi dan mengasihi sesama, yang di kawasan hutan maupun di desa, dan bersatu membangun negeri Nusantara.
Dalam pawai Karnaval tersebut Bupati bersama suami yang berkostum Raja Majapahit ke III Di urutan pertama, dua sejoli Bupati bersama sang suami sebagai Sri Kertawardhana pimpin perjalanan pawai BNC sapa ribuan warga pun antusias menyapa bupati dan suami.
Bupati bersama suami dengan kostum Kerajaan Majapahit Ke-III, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah tampil anggun berbusana Ratu Tribuwana Tungga Dewi di atas singgasana kereta kencana, dan diikuti beberapa Forpimkab, SKPD dan OPD dari belakang.
Dari tampilan tampilan Tiap tiap Organisasi Pemerintah Daerah (OPD), menceritakan Kabupaten Bojonegoro pada awalnya bernama Kadipaten Jipang dibawah pimpinan keturunan Adipati Sukawati yang memerintah sejak 1619 M terkenal sangat anti VOC dan berupaya untuk mengingatkan Susuhunan Amungkarat I untuk berhati-hati terhadap VOC yang memperluas kekuasaannya.
Akan tetapi keadaan tidak berubah, bahkan perjanjian VOC dengan Mataram diperkuat lagi pada tanggal 20 Oktober 1677 oleh Susuhunan Amungkarat II. Kerajaan Mataram berusaha memperbaiki kondisi Pemerintahan dengan melakukan perubahan status Adipaten menjadi Kabupaten Jipang dan menetapkan Mas Tumapel menjadi Bupati pertama. Dari tanggal inilah pada tanggal 20 Oktober 1677 sebagai Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro.
Salah satu penonton dari Kapas Anik Setyowati mengatakan pada awak media,Bojonegoro Night Carnival bisa menjadi ajang bergengsi dan sebagai destinasi baru sebagai kalender tahunan, ke depan tidak hanya OPD dan SKPD yang mengikuti, tapi warga Bojonegoro dan sekolah bisa mengikuti dalam Acara tersebut.
Tambahnya, hal tersebut bisa menambah pemasukan dan membangkitkan pelaku pelaku industri, dari jasa rias sampai pedagang kecil dan seniman yang ada di Bojonegoro.
“Ini menarik, kalau tahun depan difestivalkan dan saya kira warga sangat antusias, hal ini juga bisa menjadi agenda kalender tahunan sebagai ajang wisata Bojonegoro, dengan kegiatan tersebut semua diuntungkan dari juru rias, sewa kostum, pedagang kaki lima, dan tukang parkir semua diuntungkan dengan gelaran ini,” ujarnya.
Beberapa kelompok millenial pun rela datang lebih awal untuk hunting foto dan menyaksikan Bojonegoro Night Carnival (BNC). “Bagus dan baru pertama kali ada karnaval di malam hari, pesertanya banyak, cakep-cakep dan cantik-cantik, semoga tahun depan ada lagi yang lebih keren,” harapnya.
Selain gelaran Bojonegoro Night Carnival (BNC) pemkab juga membagikan kupon gratis pada warganya, diman beberapa SKPD dan OPD memborong pedagang kaki lima di setiap titik tempat jalan yang dilalui BNC, hal tersebut menjadi berkah tersendiri bagi Warga Bojonegoro, ada sejumlah 13 titik lapak dengan berbagai jenis kuliner dengan cara menukar kupon yang di dapat di titik yang telah ditentukan.
Leave a Reply