SUARABANGSA.co.id – Real Madrid terus berada di jalur kemenangan. Terbaru, Real Madrid mengandaskan perlawanan rival sektota, Atletico Madrid di Civitas Metropolitano dengan score 1-2 pada pekan ke 6 La Liga, Senin (19/9). Salah satu gol El Real dicetak bintang barunya, Fedirico Valferde dimenit 36.
Bicara Federico Valferde, pemain 24 tahun ini sebelumnya merupakan pemain yang jarang mendapat kesempatan bermain di Real Madrid. Sebagai gelandang, beberapa musim terakhir Valferde kalah bersaing dengan trio maut Real Madrid, Luca Modric, Casemiro, dan Toni Kross. Namun, musim ini Valferde menjelma menjadi bintang baru di Santiago Barnabeu.
Federico Valferde merupakan pemain berpaspor Uruguay. Dilansir dari kanal youtube Starting Eleven Story, Federico Valverde lahir di Kota Montivideo pada 22 Juli 1998. Atau ia lahir 22 tahun setelah legenda Timnas Uruguay, Alvaro Recoba dilahirkan di kota yang sama.
Valferde sudah menyukai sepak bola sejak masih kanak-kanak. Ibunya, Doris Valferde sampai menyisir seluruh kota untuk membelikan sepatu bola sang anak. Diusianya yang masih anak-anak, Valferde hanya bermain bola di rumahnya. Kendati demikian, ia merasa bahagia. Apalagi, saat dihadiahi sepatu bekas yang dibeli sang ibu.
Melihat Valferde sangat menyukai sepak bola, sang ayah mendaftarkan anaknya ke Klub Lokal yang berbasis di Kota Montivideo, Atletico Penarol. Sang ayah ingin anaknya itu menjadi pesepak bola yang dikagumi.
Setelah didaftarkan sang ayah, Doris Valferde mengantarkan anaknya ke Atletico Penarol. Saat Doris mendorong anaknya itu agar bergabung dengan anak-anak yang lain, Valferde malah tidak begerak. Hal itu lantaran anak yang dijuluki Burung Kecil oleh ayahnya itu memiliki sifat pemalu.
Beruntung, seorang staff kala itu menghampiri Valverde. Pasca itu, akhirnya Valferde mau bergabung dengan teman-temannya yang lain. Kendatipun wajahnya memerah lantaran ia merasa malu.
Dari Atletici Penarol inilah bakat Valferde memainkan sikulit bundar mulai terlihat. Hal ini membuat staff klub yang bertugas memilih pemain muda, Nestor Goncalves dalam waktu singkat dapat mengidentifikasi bakat sang pemain. Di akademi Atletico Penarol, bakat Valferde akhirnya berkembang pesat.
Bahkan, diusianya yang baru 16 tahun, bakat Valferde sudah dikagumi klub-klub asal Eropa. Sebut saja klub kaya asal Perancis, PSG, kemudian klub kaya raya asal Inggris, Manchester City, Chelsea, bahkan hingga raksasa Spanyol, Barcelona kepincut dengan bakan Federico Valferde.
Dibalik ketertarikan klub-klub besar Eropa itu, ternyata ada Arsenal yang hendak menelikung. Klub Inggris yang saat itu ditangani Arsene Wenger, tanpa pikir panjang menawarkan uji coba kepada Valverde muda.
Diusianya yang masih 16 tahun, mendapat tawaran dari klub sekaliber Arsenal merupakan sebuah keajaiban bagi Valferde. Valferde berkesempatan dilatih langsung dilatih pelatih kenamaan seperti Arsene Wenger tersebut.
Namun, rencana Valferde muda berlabuh ke Arsenal kala itu gagal. Penyebabnya, tawaran lebih menarik datang kepada Valferde. Raksasa Eropa lainnya, Real Madrid juga memiliki ketertarikan kepada Valferde. Bahkna, El Real selangkah lebih maju dari Arsenal.
Saat Valverde membela Timnas Uruguay U-17 pada Piala Conmebol tahun 2015, utusan Real Madrid membujuk keluarga Valferde. Jika tawaran itu datang dari Real Madrid, siapa yang akan menolak. Akhirnya, Los Blancos mendapatkan Valferde.
Saat usianya 18 tahun, Valferde terbang menuju Spanyol. Ia menjalani tes medis di Real Madrid pada bulan Mei 2015. Saat tes medis dilakukan, petaka menghampiri Valferde. Ia nyaris ‘kekurangan gizi’ yang akan membuat tubuhnya tidak akan kuat. Akibatnya, ia tidak bisa masuk ke skuad Real Madrid.
Kendati demikian, Valferde masih punya harapan. Kepala rekrutmen El Real kala itu, Juni Calavat menjamin Valferde akan tetap masuk ke Real Madrid, hanya saja Federico Valferde butuh waktu. Akhirnya ia dikembalikan ke Atletico Penarol. Namun, Canavat menjamin setahun kemudian Valferde akan kembali ke Real Madrid.
Hal ini tidak membuat Valverde patah semangat. Dikembalikan ke Penarol, justru dijadikan kesempatan oleh Federico Valferde untuk meningkatkan kemampuannya.
Saat kembali ke Atletico Penarol, pelatih klub tersebut, Pablo Bengoechea memanggil Valferde untuk mengikuti tur pramusim. Keberuntungan semakin menanungi Valferde, saat memulai debutnya di tim senior Atletico Penarol, pemain yang ia idolakan, Diego Forlan kembali ke Montivideo dan membela klub yang sama dengan Valferde.
Forlan kembali ke Penarol sebagai pemain sekaligus mengamatu klub. Sebelum benar-benar kembali ke Real Madrid, pada musim 2015-2016, Federico Valferde dan Diego Forlan membawa Atletico Penarol juara Liga Uruguay.
Karier Valferde di Real Madrid sendiri dimulai dari akademi klub, Castilla. Penampilannya yang membahana di akademi, membuat Valferde tidak butuh lama untuk masuk ke dalam skuad Real Madrid senior. Pelatih Real Madrid kala itu, Zinidine Zidane memberi kepercayaan kepada Valferde.
Diusianya yang baru 21 tahun, ia masuk dalam skuat utama Real Madrid. Ia diturunkan Zinedine Zidane kala Real Madrid menjami klub-klub besar yakni Atletico Madrid, Sevilla, dan Galatasaray. Dalam tiga pertandingan itu, Valferde membantu Real Madrid bermain tanpa kebobolan satu gol pun.
Saat itu, fisik Valverde yang beberapa tahun lalu kekurangan gizi mulai membaik. Ia bisa bertarung sebagai gelandang box-to-box agau gelandang pengangkut air.
Namun demikian, karier Valferde di Real Madrid tidak langsung mentereng. Kehadiran trio gelandang maut El Real, Casemiro, Luka Modric, dan Toni Kross membuat Valferde sering tersisih dari skuat utama. Terlebih, Valferde sering mengalami cidera yang semakin membuatnya terlunta-lunta di Real Madrid. Namun, karier Valferde di klub berbanding terbalik dengan di negaranya. Di Tim Nasional Uruguay, Valferde sering menjadi andalan.
Kedatangan pelatih baru Real Madrid, Carlo Ancelloti membawa angin segar bagi Valferde. Visi sang pelatih untuk memoderenisasi skuda, menyalakan kembali karier sang pemain. Kemampuan Valferde di Timnas Uruguay, membuat Ancelloti kembali meliriknya.
Setelah menepi cukup lama, Valferde akhirnya kembali masuk skuad Ancelloti. Namun, penampilan sang pemain tidak konsisten. Di tangan Ancelloti, Federico Valferde sering gonta-gangi posisi. Terlebih, cedera kembali diterpa cidera. Dan Ancelloti menemukan line up paten di lini tengah dengan trio Casemiero, Modrik, dan Toni Kros.
Kendati demikian, Valverdr tidak putus harapan. Valferde tetap semangat berlatih. Sehingga timbul keyakinan pada Ancelloti, bahwa Federico Valferde pada saatnya akan dapat diandalkan.
Dengan kejeniusannya, Ancelloti meracik format baru kendatipun masih dengan formasi andalannya, 4-3-3. Hanya saja, Ancelloti menaruh Federico Valferde di sektor sayap kanan. Valferde tidak keberatan dengan posisinya itu. Dan di posisi inilah, Valferde menjadi pemain sayap yang menakutkan bagi tim lawan.
Valferde merupakan pemain yang memiliki kemampuan berlari dengan cepat. Dan itulah yang dimanfaatkan Ancelloti sehingga menempatkan Valferde di posisi sayap, dan hasilnya terbilang memuaskan. Ia mampu mencetak gol di posisi itu.
Hingga pekan ke 6 La Liga, Valferde sudah mencetak 3 gol. Terbaru, ia membobol gawang musuh bubuyutan El Real, yakni Atletico Madrid. Dalam pertandingan bertajuk Derby Madrid itu, Valferde mencetak satu gol dan membawa El Real menang 1-2.
Sementara itu, di Liga Champion musim ini, pemain bernomor punggung 15 ini sudah mencetak 1 gol dari dua laga. Valferde mencetak gol spektakuler ke gawang RB Leibzig beberapa waktu lalu setelah menggring bola lebih dari separuh lapangan. Dan kini, Valferde sudah menemukan kenyamanannya di klub yang suah 14 kali juara Liga Champion.
Torehan gol Valferde ini masih sangat mungkin untuk bertambah. Apalagi, jika ia menjadi andalan Carlo Ancelloti di lini sayap Real Madrid. Bahkan, Ancelloti berani sesumbar, ia akan merobek sertifikat kepelatihannya dan meninggalkan Real Madrid jika musim ini, Federico Valferde mencetak gol di bawah angka 10. Maka pantas saja, tawaran Liverpool sebesar 100 Juta Euro untuk Valferde pada bursa transfer beberapa waktu lalu, ditolak mentah-menh oleh Real Madrid.