BOJONEGORO, SUARABANGSA.co.id – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terus melakukan inovasi untuk meningkatkan potensi yang ada di Kabupaten setempat.
Salah satunya dengan menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk dapat mengolah Sumber Daya Alam yang ada.
Kali ini, Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro mengundang sejumlah Kepala Desa perwakilan Kecamatan, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan pelaku usaha kuliner untuk mengikuti workshop dan Gelar Produk Pelaku Ekonomi Kreatif Subsektor Kuliner Untuk Menunjang Destinasi Wisata Dalam Bingkai Kearifan Lokal di Gedung Serba Guna Senin (25/07/2022).
Hadir sejumlah nara sumber Ismail Fani Ketua Forum Komunikasi Pusat Pelatihan Dan Pedesaan Swadaya (FKP4S) Jawa Timur, Wakil Ketua Kadin DIY Arief Efdendi, serta Mujimin, Ketua Pokdarwis Sambirejo dan pengelolan kuliner restoran balkondes dan destinasi wisata tebing breksi, prambanan, Sleman, Jogjakarta.
Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro Budianto menjelaskan, kegiatan workshop ini sebagai sarana pembelajaran aktif dan searah antara peserta dan pemateri, sekaligus gelar kuliner khas yang sudah mulai dikembangkan di destinasi wisata di 28 Kecamatan di Bojonegoro.
Selanjutnya juga akan dilakukan pembinaan untuk penyempurnaan produk oleh nara sumber sekaligus sebagai kurator yang mengunjungi stand produk kuliner masing-masing Kecamatan.
“Kegiatan workshop ini sebagai wadah menambah wawasan, membangun jaringan dan menjalin kemitraan antar peserta pelaku ekonomi kreatif subsektor kuliner dalam bingkai kearifan lokal. Sehingga dapat berkreasi menciptakan inovasi kuliner yang higienis, sehat, aman, dan sajian yang berbeda dalam rangka mendukung destinasi wisata yang ada di Kabupaten Bojonegoro,” terang Budianto.
Sementara, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah secara virtual mengatakan bahwa destinasi wisata tanpa didukung adanya kuliner, tingkat ketertarikan pengunjung diperkirakan hanya 80 persen.
Tetapi dengan adanya kuliner yang khas, akan memberikan efek yang lebih 90 persen, jadi sambil menikmati suatu objek/panorama sambil memanjakan lidah dengan sajian kuliner tersebut. Sehingga destinasi wisata di desa dan kuliner menjadi satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.
“Bicara soal kopi, sudah turun temurun kita biasa minum kopi, bicara soal lontong sudah turun temurun kita makan lontong, bicara soal rawon juga sudah turun temurun kita makan rawon, soto. Akan tetapi, ada sesuatu yang berbeda, disitulah akan menimbulkan ketertarikan,” terangnya.
Dengan potensi jumlah penduduk yang besar, secara pasar sudah memiliki pasar, sudah menciptakan pasar dan tinggal bagaimana memanagenya, sehingga dapat menjadi peluang daya tarik kunjungan dibarengi dengan wisata-wisata yang lain.