PAMEKASAN, SUARABANGSA.co.id – Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP dan Naker) Kabupaten Pamekasan, Madura, optimis bisa melatih 3.000 orang untuk program wirausaha baru (WUB) selama tahun 2022.
Hal itu disampaikan oleh Kepala DPMPTSP dan Naker Supriyanto, berdasarkan data terbaru per mei 2022 ini, pelatihan yang telah selesai dilakukan saat ini sudah mencapai 68 paket pelatihan usaha, atau 1.200 orang dari jumlah 132 paket pelatihan.
“Target kita ditahun ini adalah 3.000 orang, ada 132 paket pelatihan, per paket 20 orang. Insyaallah awal Desember 2022 nanti kegiatan itu sudah selesai semua, dan kami sangat optimis,” kata Supriyanto, senin (18/7/2022) pagi.
Supriyanto juga menjelaskan bahwasannya pelatihan usaha itu bertujuan untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat, sesuai dengan cita-cita Bupati Pamekasan Baddrut Tanam, dengan target 10 ribu wirausaha baru selama kepemimpinannya demi tercapainya kesejahteraan masyarakat yang merata dari bawah dan berkeadilan.
Menurutnya, program WUB itu tidak sebatas diberikan pelatihan usaha gratis saja, melainkan masyarakat yang ikut pelatihan tersebut, berkesempatan meminjam modal usaha dengan bunga nol persen, tentu bagi mereka yang membutuhkan.
Tidak hanya itu, Pemkab Pamekasan juga memberikan bantuan alat produksi gratis yang dananya bersumber dari corporate social responsibility (CSR).
Pemkab Pamekasan juga memfasilitasi pemasarannya bagi masyarakat yang telah mengikuti pelatihan WUB dan pelaku usaha mikro kecil, menengah (UMKM) secara umum, baik online maupun offline.
Fasilitasi pemasaran yang offline tersebut dengan mendirikan Wamira Mart di beberapa kecamatan, agar produk mereka bisa terjual di pasaran dengan harga yang bersaing.
Supriyanto berharap, masyarakat yang telah mengikuti pelatihan WUB tersebut, dapat mengembangkan keterampilannya untuk menjadi pengusaha baru yang sukses demi tercapainya Pamekasan Hebat, rajja, bajra, tor parjuge.
“Karena cita-cita Bapak Bupati, semua kebutuhan masyarakat bisa tercukupi dari produksi masyarakat Pamekasan sendiri, seperti sarung, songkok, sandal, sepatu, tas, dan makanan agar uang masyarakat tidak mengalir ke luar daerah,” imbuhnya.