SUARABANGSA.co.id – Angka hewan ternak yang terjangkit wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) terbilang tinggi. Hewan yang terserang wabah tersebut di Jatim mencapai 136 ribu ekor hewan.
Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Anwar Sadad meminta pemerintah provinsi setempat lebih serius menangani wabah tersebut. Bahkan ia mendorong pemerintah menggunakan biaya tidak terduga (BTT) untuk membantu peternak yang terimnas wabah PMK.
Menurutnya, Pemprov Jatim tidak punya alasan berleha-leha dan tidak menggunakan anggaran itu untuk membantu peternak. Saat ini, wabah PMK sudah ditetapkan sebagai bencana atau keadaan darurat oleh BNPB.Sa
“Karena ini sudah ditetapkan bencana (keadaan darurat oleh BNPB), tidak ada alasan untuk Pemprov Jatim untuk tidak menggunakan BTT. Kasus di Jatim sudah mencapai 136 ribu lebih,” kata Anwar Sadad, Senin (4/7) seperti dilansir dari CNN Indonesia, Selasa (5/7).
Mantan Aktivis PMII itu juga menekan dinas terkait lebih peka melihat situasi di lapangan. Saat ini, kata dia banyak sapi peternak yang mati akibat wabah tersebut. Bahkan, banyak pula sapi peternak yang dipotong paksa dengan harga yang murah.
Kata dia, saat dirinya turun lapangan di Pasuruan, ditemukan ada sapi peternak yang mati. Parahnya lagi, sapi ternak yang terpapar PMK, susunya tak bisa dijual. Sehingga semakin menyulitkan bagi peternak karena tidak ada pemasukan finansial. Belum lagi, para peternak harus mengobati sapinya dengan biaya mandiri.
“Kalau Corona saja Pemprov bisa mengeluarkan BTT, PMK semestinya mendapat perhatian demikian. Karena penyakit ini real, benar adanya di lapangan,” tambah Poltisi Partai Gerindra itu.
Lebih lanjut, ia mengatakan, seharusnya Pemprov dan dinas terkait juga turun lapangan mengontrol keadaan ternak para peternak. Apalagi, saat ini sudah menjelang idul adha.
“Kami akan komunikasi dengan Plt Gubernur Jatim Mas Emil dan Dinas Peternakan. Saya kira Pemprov perlu datang dan melihat langsung, agar tahu formulanya. Apalagi ini sudah pandemi, ini penting agar tidak semakin buruk,” ujarnya.
Dilansir dari sumber yang sama, sesuat data Posko Terpadu Penangan PMK Provinsi Jatim, 136.153 kasus itu menyebar di 38 kabupaten/kota seluruh Jatim. Dari jumlah itu, sebanyak 106.633 ekor hewan masih sakit. Sebanyak 27.721 ekor sembuh, 811 ekor mati dan 988 ekor dipotong paksa. Daerah terbanyak kasus PMK di Jatim yaitu Probolinggo, di susul Kabupaten Malang, Ponorogo, Jember, Lumajang, Pamekasan dan Pasuruan