SUARABANGSA.co.id – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani melontarkan sindiran menggelitik terhadap tokoh politik negeri ini. Kata dia, ada tokoh politik yang lupa berterima kasih terhadap pihak yang membesarkan namanya dikancah politik.
Menurutnya, berterima kasih terhadap pihak maupun orang yang membesarkan namanya harusnya menjadi tradisi politik di Indonesia. Namun hal itu jarang dilakukan tokoh politik. Hanya saja Muzani tidak menyebut secara gamblang tokoh politik yang tidak tau terima kasih tersebut.
“Di Indonesia, jarang sekali politik kita yang menunjukkan berterima kasih terhadap orang yang telah membesarkannya. Dalam tradisi politik kita, terima kasih adalah suatu yang langka, jarang dijumpai sepertinya ini menjadi suatu hal yang mahal,” kata Muzani, Minggu (26/6) seperti dilansir dari CNN Indonesia, Senin (27/6).
Justru, kata Muzani ada tokoh politik dalam negeri bersaing dengan orang maupun partai yang membesarkannya. Hal itu dilakukan semata-mata demi mengejar sebuah jabatan.
“Orang yang dibesarkan partai, justru bersaing dengan partai yang membesarkannya, bersaing demi jabatan-jabatan. Adab politik kita telah dijauhi oleh pelaku politik kita,” tambah Wakil Ketua MPR RI tersebut.
Kata dia, seharusnya pemimpin di negeri ini kembali kepada etika dan adab yang diajarkan pemimpin terdahulu. Hal itu harusnya dilakukan untuk mencari berkah demi membangun bangsa dan membanggakan pemimpin terdahulu.
Untuk itu, kata dia berterima kasih kepada orang maupun pihak yang membesarkannya menjadi sesuatu yang sangat penting. Hal itu harus dilakukan semata-mata demi kebaikan bersama.
“Adab dan akhlak berterima kasih merupakan cara untuk kita mencari keberkahan demi kebaikan membangun bangsa dan negara. Kita ingin para guru kita, orang tua kita, dan orang-orang yang telah membesarkan kita merasa bangga atas prestasi yang telah kita raih,” ucap dia.
“Maka penting untuk kita berterima kasih kepada orang-orang yang telah membesarkan kita, karena itu adalah untuk kita bisa meraih kebaikan bersama,” sambungnya.