SAMPANG, SUARABANGSA.co.id — Wabah Corona atau Covid-19 menghantam seluruh sendi kehidupan. Sektor ekonomi ikut terganggu. Selain sisi ekonomi, tindak pidana pencurian pun akan meningkat.
Seperti yang dialami oleh Putra Januanggara, warga Dusun Tambas, Desa Tambaan, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Ia mengaku sudah berulang kali menjadi korban pencurian.
Kepada kontributor suarabangsa.co.id pada Minggu (25/07/2021), dirinya juga mengaku jika saat ini kampungnya sudah mulai tidak aman. Dalam rentan waktu belakangan ini saja, ada beberapa lokasi yang sudah disatroni maling.
“Beberapa bulan lalu counter handphone saya kebobolan, puluhan HP berbagai merk raib digondol maling, dengan total kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah,” ucap Putra.
Atas kejadian itu, pemuda yang juga dikenal sebagai juragan udang itu harus menderita kerugian karena kemalingan. Ia pun melapor ke Polsek setempat dan berharap pencurinya segera tertangkap.
Namun sayangnya hingga kini para pelaku pencurian di konternya tersebut belum juga tertangkap. Mirisnya, sampai saat ini tidak ada tindakan nyata dari Polsek.
“Saya sudah melapor ke Polsek Camplong, tapi belum ada penanganan yang berarti. Memang saat itu penyidiknya lagi tidak ditempat, jadi cuma di telepon aja, dan hingga saat ini gak pernah di BAP,” ketusnya.
Terbaru, kata Putra, dirinya bersama sejumlah pekerja tambaknya telah berhasil mengamankan satu orang dari tiga kawanan maling yang hendak mencuri ban mobil bekas di gudang tambak miliknya.
Ia bercerita, pengungkapan kasus itu bermula dari kecurigaan dirinya atas sering terjadi kehilangan di gudang tersebut. Setelah diselidiki, ternyata dari salah satu pelaku adalah oknum karyawannya sendiri.
“Sebelumnya, ban mobil yang ada di gudang saya ini hilang satu. Setelah di cari ban itu sudah ada diluar gudang. Usut punya usut ternyata ada campur tangan salah satu oknum karyawan saya,” tuturnya.
Menurutnya, sejak oknum karyawannya tersebut bergabung dan bekerja dengan dirinya, lokasi gudang itu sering kemalingan.
“Dulu di gudang ini aman. Tapi sejak dia bekerja di sini, gudang sering kehilangan. Kadang, bahan bakar, uang, onderdil mesin dan lain-lain,” akunya.
Sejak kejadian hilangnya ban itu, lanjutnya, para karyawan tambak akhirnya melakukan pengetatan di sekitar gudang. Dan puncaknya pada, Jumat (23/07) sekitar pukul 22.30 WIB, ada tiga orang mencurigakan mendekati gudang.
“Tiga orang itu, ternyata mengambil tiga ban mobil yang ada di gudang. Jadi, beberapa karyawan saya yang sudah mengintai para pelaku langsung menyergap ketiganya,” imbuhnya.
Disebutkan Putra, ketiga pelaku sempat kabur dan bersembunyi. Namun, akhirnya satu pelaku berhasil ditangkap oleh para karyawannya, sementara dua pelaku lainnya melarikan diri.
“Satu pelaku berhasil kami tangkap setelah dia menceburkan diri ke sungai, kemudian kami serahkan ke Polsek. Sementara dua pelaku lainnya lolos, tapi saya sudah kantongi identitasnya,” tuturnya.
Dikatakannya, bahwa kasus pencurian di kampungnya tidak hanya menimpa dirinya. Tetapi juga menimpa beberapa warga lain, diantaranya pencurian HP, uang, bahkan terjadi pencurian hewan ternak.
“Anehnya, dari beberapa kali kasus pencurian di desa saya ini, nyaris tak mampu diungkap oleh Polsek setempat,” keluhnya.
Putra menduga, maraknya pencurian di kampungnya karena kurangnya perhatian petugas kepolisian dan kurangnya keinginan kepolisian untuk mengungkap kasus.
“Kalau polisi sering melakukan patroli, saya kira para pencuri juga berpikir dua kali untuk melakukan pencurian,” katanya.
Dia mengharapkan, polisi dapat lebih gencar untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat sehingga pelaku-pelaku kejahatan ini tidak berkeliaran lagi.
“Saya berharap pada polisi agar kedua pelaku yang lolos itu segera di amankan, sehingga para pelaku tidak mengulangi hal yang sama lagi kepada warga-warga di sini,” tandasnya.
Sementara itu, hingga berita ini dipublis pihak kepolisian setempat belum dapat dikonfirmasi.