PROBOLINGGO, SUARABANGSA.co.id – Bupati Probolinggo Hj Puput Tantriana Sari menyerahkan sertifikat tanah secara simbolis kepada warga Desa Sariwani Kecamatan Sukapura, Kamis (25/2).
Pemberian sertifikat tersebut bertempat di spot wisata Bukit Seribu Selfi Desa Sariwani Kecamatan Sukapura. Warga yang menerima sertifikat tanah tersebut sebanyak 1.091 orang.
Penyerahan sertifikat tanah tersebut juga terangkai bersama kegiatan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfo) Kabupaten Probolinggo bersama para jurnalis pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Persiapan Perwakilan Probolinggo.
Dalam sambutannya Bupati Tantri mengapresiasi jajaran anggota Forkopimka Sukapura beserta jajaran aparatur desa dan seluruh masyarakat Desa Sariwani atas support dan kebersamaanya dalam mensukseskan program PTSL. Dimana Kecamatan Sukapura merupakan pilot project kegiatan PTSL lengkap.
“InsyaAllah target kita seluruh lahan di wilayah Kecamatan Sukapura akan sudah tersertifikasi semua di tahun 2021. Berapapun biaya yang ditetapkan boleh saja senyampang telah dihitung sesuai dengan operasional dan kesepakatan dalam musyawarah bersama masyarakat dan tidak melebihi batas maksimal biaya yang telah ditetapkan Pemkab Probolinggo sebesar Rp 550 ribu,” jelasnya.
Selanjutnya Bupati Tantri menekankan agar sertifikat tanah yang telah diterima warga masyarakat ini agar dipergunakan dengan baik dan bijak. Adanya penetapan Perdes (Peraturan Desa) di wilayah Kecamatan Sukapura untuk mengatur jual beli tanah, agar menjadi perhatian bagi masyarakat dan investor agar kedepannya tidak lagi dengan mudah melakukan jual beli lahan di Kecamatan Sukapura.
“Kearifan lokal ini harus betul-betul kita jaga bersama agar Kecamatan Sukapura dengan segala kekayaannya ini tidak salah rawat seperti yang terjadi di beberapa daerah wisata lain di Indonesia. Dimana asset-aset strategisnya dikuasai oleh investor-investor dari luar, bukan dari masyarakat setempat,” ungkap Bupati Tantri.
“Ini adalah investasi kita, mungkin saat ini belum begitu terasa, namun seiring perubahan zaman dan perkembangannya pada 10 atau 20 tahun kedepan, kita pasti akan menyadari bahwa hal ini akan menjadi kekayaan kita dan akan menjadi warisan yang baik bagi anak cucu kita kelak,” tandasnya.