SAMPANG, SUARABANGSA.co.id — Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sekolah pada semester genap tahun ajaran 2020/2021 di wilayah Kabupaten Sampang dipastikan ditunda. Penyebabnya, lantaran diwilayah tersebut masih berada di zona oranye Covid-19.
Informasi yang berhasil dihimpun suarabangsa.co.id, Bupati Sampang melalui Dinas Pendidikan (Disdik) setempat telah mengeluarkan surat edaran terkait pelaksanaan PTM di sekolah. Surat ini ditandatangani Plt Kepala Disdik Sampang, H Nor Alam.
Sementara itu, pengawas sekolah, penilik, kepala sekolah, guru dan juga tenaga kependidikan tetap bekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang, H Nor Alam mengatakan, penundaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) itu mengacu pada perkembangan kasus Covid-19 beberapa minggu terakhir serta berdasarkan hasil rapat koordinasi bersama Satgas Penanganan Covid-19.
“Sesuai dengan kalender pendidikan tahun ajaran 2020/2021, belajar tatap muka di sekolah setingkat SD dan SMP mulai digelar pada 4 Januari 2021. Namun, kegiatannya ditunda,” ungkapnya saat dikonfirmasi suarabangsa.co.id via WhatsApp, Minggu (03/01/2021).
Disdik Sampang, lanjutnya, telah mengeluarkan surat edaran yang meminta agar satuan pendidikan melaksanakan belajar mengajar jarak jauh atau belajar dari rumah secara daring.
“Sebab, peta sebaran Covid-19 di Sampang masih zona oranye, untuk melindungi anak didik dan guru maka sekolah tatap muka ditunda. Proses belajar kembali dilakukan sama seperti pada semester pertama yakni belajar di rumah dengan sistem daring,” kata Nor Alam.
Ditegaskannya, pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) dan pembelajaran tatap muka jika dipandang perlu, maka akan dievaluasi kembali dengan memperhatikan perkembangan penyebaran Corona Virus Disease atau Covid-19 khususnya di kabupaten Sampang.
“Sambil menunggu petunjuk, satuan pendidikan akan kita evaluasi kesiapan sarana prasarananya termasuk protokol kesehatan yang sudah dipersiapkan oleh sekolah masing-masing,” tegasnya.
Dia mengimbau, agar anak sekolah yang telah diliburkan supaya tidak bepergian ke luar daerah atau melakukan banyak aktivitas di ruang publik. Tak hanya itu saja, ia juga meminta kepada orangtua untuk tidak lepas kontrol atau pengawasan kepada anak-anaknya sehingga tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
“Artinya untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, kita harus bersama-sama mencegah. Jangan sampai ketika sekolahnya diliburkan tapi anak-anak malah diajak orang tuanya liburan ke luar kota atau bepergian ke tempat umum. itu sama saja tidak mendukung pemerintah. Jadi kita harus saling menjaga,” pungkasnya.