LUMAJANG, SUARABANGSA.co.id – Ratusan petugas baik dari TNI, POLRI, BPBD, TNBTS maupun relawan pecinta alam berkumpul di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Selasa (01/10) tadi pagi.
Dalam berangkatnya menuju beberapa titik lokasi kebakaran di Taman Nasional tersebut, dipimpin langsung oleh Kapolres Lumajang serta Dandim 0821 Lumajang.
Sebelum pemberangkatan, mereka semua telah dibagi dalam beberapa kelompok agar penanganan kebakaran hutan cepat diselesaikan, anggota juga disebarkan di beberapa titik api yang diketahui melalui satelit milik LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional).
Dengan menggunakan alat yang telah disiapkan sebelumnya, Kapolres serta Dandim turun langsung ke beberapa titik sumber api.
Mereka tampak berjibaku dengan api agar kebakaran tak merembet semakin parah. Hal tersebut, membuat yang lain semakin bersemangat memadamkan titik api karena melihat orang nomor satu di jajaran Mapolres Lumajang dan Kodim 0821 turun langsung.
Dalam pernyataannya, Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban SH, SIK, MH, MM mengatakan bahwa kebakaran di areal Taman Nasional tersebut, sudah sangat turun ketimbang beberapa hari yang lalu.
“Titik api sudah jauh berkurang dari yang sebelumnya ada 70 hotspot, saat ini sisa 4 hotspot titik api,” ujar Arsal Sahban.
Beberapa berada di medan yang sangat curam di lereng dengan kemiringan 70 derajat, yang terbakarpun hanya semak belukarnya saja.
“Untuk pohon-pohon besarnya tidak sampai mati, hanya luarnya saja terlihat hitam tapi sebenarnya masih hidup,” kata Arsal Sahban.
Semua pihak baik dari TNI, Polri, BPBD, TNBTS dan masyarakat semuanya telah bekerja secara maksimal agar kebakaran hutan di wilayah Taman Nasional ini segera teratasi.
Seluruh personel telah kami kerahkan semua, peralatan untuk memadamkan api juga disiapkan semuanya.
Sejauh ini, factor alam yaitu musim panas yang berkepanjangan adalah penyebab terjadinya kebakaran tersebut.
“Hal ini diperkuat dengan titik api yang ditemukan adalah di areal yang sulit dijangkau oleh manusia,” terang Arsal Sahban.
Selain itu, putra daerah asli Makassar tersebut juga mengimbau mereka yang akan mendaki Gunung Semeru agar bersabar dahulu.
“Bagi pecinta alam, kami telah menutup jalur pendakian untuk waktu yang belum bisa ditentukan. kami tak mau beresiko dengan membuka jalur pendakian,” pungkas Arsal Sahban.